Luar Negeri
Bencana Kelaparan di Venezuela Semakin Parah, Anak-anak Sampai Pingsan di Sekolah
Setiap hari, sebanyak 25.000 orang melewati ke perbatasan, tetapi hanya sekitar 1.400 yang masuk secara resmi pos perbatasan Paraguachon.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Ini terjadi di sekolah Augusto D’Aubeterre Lyceum, pada di Boca de Uchire pada Oktober lalu.
Dalam sebuah upacara di pagi hari, Pendeta Jorge Quintero memimpin doa di lapangan sekolah.
Kepada ratusan siswa, Quintero meminta agar mereka saling mendoakan anak-anak di jalanan yang tidak bisa bersekolah.
Setelah 15 menit doa dan upacara, lima anak terjatuh dan pingsan.
Dua di antaranya dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Di sekolah dasar itu, pingsan telah menjadi peristiwa sehari-hari.
Sebab, banyak anak yang berangkat sekolah tanpa sarapan dan makan malam sehari sebelumnya.
Sementara di sekolah lain, para siswa akan berangkat sekolah jika mereka tahu akan makan atau tidak.
"Anda tak bisa mengajar tulang dan orang kelaparan," kata Maira Marín, seorang guru sekaligus pemimpin serikat di Boca de Uchire.
• Rencana Gila Amerika Serikat yang Hendak Menguyur Venezuela dengan Uang Rp141 Triliun
• Saat Masalah Air di Venezuela Membuat Orang Kaya dan Orang Miskin Bersatu
Guru dan Murid Menghilang
Banyak sekolah yang tutup karena guru dan muridnya sama-sama mencari makan di jalan atau kabur ke luar negeri.
Bolosnya murid-murid ini sudah mulai terlihat sejak Presiden Nicolas Maduro naik pada 2013.
Jatuhnya harga minyak, ditambah dengan gagalnya Maduro mengendalikan inflasi dan nilai tukar membuat Venezuela menghadapi resesi ekonomi.
Beberapa anak-anak Venezuela mulai bolos karena sekolah mereka tak lagi memberi makan gratis atau orangtua mereka tak sanggup membayar sekolah.
Anak-anak lainnya dibawa orangtua mereka ke luar negeri.