Haba BRA

Ketua BRA: Pendidikan Damai untuk Memutus Mata Rantai Konflik

BRA bersama Dinas Pendidikan Aceh telah menyusun Silabus Pendidikan Perdamain Aceh yang ditujukan kepada siswa SMA,

Editor: IKL
IST
“Transformasi perdamaian pada generasi muda melalui institusi pendidikann merupakan suatu metode untuk membangun kesadaran dan memutus mata rantai konflik di Aceh.” M. YUNUS, Ketua BRA 

SERAMBINEWS.COM,- BADAN Reintegrasi Aceh (BRA) merupakan lembaga nonstruktural pada Pemerintah Aceh yang diberi kewenangan melakukan program dan kegiatan dalam rangka reintegrasi, penguatan perdamaian, dan pengharusutamaan perdamaian dalam pembangunan Aceh. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Pasal 14 huruf (h) Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Reintegrasi Aceh.

“Pengarusutamaan perdamaian dimaksud tidak hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga meliputi pembangunan sumber daya manusia, yaitu dalam bentuk transformasi nilai-nilai perdamaian kepada generasi muda Aceh melalui institusi pendidikan baik formal dan informal,” kata Ketua BRA, M Yunus di Banda Aceh, Sabtu (14/12/2019).

Badan Reintegrasi Aceh Gagas Silabus Pendidikan Damai

Gempa Guncang Bengkulu, Warga di Padang Ikut Berhamburan Ke Luar Rumah

Menurutnya, transformasi perdamaian pada generasi muda melalui institusi pendidikann merupakan suatu metode untuk membangun kesadaran dan memutus mata rantai konflik. Menjawab kebutuhan tersebut dan sejalan dengan kewenangan BRA sebagaimana diatur di dalam Qanun Nomor 6 Tahun tentang BRA, maka BRA menginisiasi lahirnya konsep pendidikan damai yang dapat diterapkan sebagai bagian dari materi ajar muatan lokal.

Untuk merealisasi program ini, BRA bersama Dinas Pendidikan Aceh telah menyusun Silabus Pendidikan Perdamain Aceh yang ditujukan kepada siswa SMA dengan spesifik mengambil mata ajar pada kelas X atau kelas 10.

Pengurus MAA Enam Kecamatan di Bireuen Dikukuhkan, Ini Tugasnya

Kasdam IM Pimpin Ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Ini Pesan yang Disampaikan

Penyusunan materi ajar pendidikan damai ini, kata M Yunus, dipercayakan kepada sebuah tim yang memiliki kepakaran di bidang resolusi konflik, tahu tentang sejarah konflik Aceh dan jalannya perdamaian Aceh, juga paham tentang pendidikan. Tim ini diketuai oleh Dr Otto Syamsuddin Ishak MSi, akademisi Universitas Syiah Kuala yang juga pernah memimpin Komnas HAM Republik Indonesia.(*)

Pembangunan Gedung Asrama Haji yang Sudah 6 Tahun Mangkrak akan Dilanjutkan, Tunggu Rekom Kejati

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved