Nasib BUMN Asuransi, Jiwasraya Gagal Bayar Rp 12,4 Triliun, Aset Rp 25 Triliun Jadi Rp 2 Triliun
BUMN asuransi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) gagal bayar Rp 12,4 triliun. aset Rp 25 triliun menjadi Rp 2 triliun. asuransi JS Saving Plan
SERAMBINEWS.COM - BUMN asuransi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dalam sorotan publik.
Karena BUMN asuransi ini terbelit masalah besar akibat gagal bayar Rp 12,4 triliun.
Bahkan asetnya menyusut dari Rp 25 triliun menjadi Rp 2 triliun.
Persoalan yang menerpa PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terbilang berat.
BUMN asuransi ini gagal bayar polis produk asuransi JS Saving Plan kepada nasabahnya senilai Rp 12,4 triliun.
Sejumlah opsi penyelamatan tengah digodok pemerintah.
• Anak Ini Meninggal Dalam Pelukan Ibunya, Dikeroyok dan Ditusuk di Lokasi Pesta
Rencana penyelamatan yang mengemuka adalah mempercepat pembentukan holding BUMN asuransi, dimana perusahaan-perusahaan asuransi milik negara keroyokan membantu Jiwasraya.
Berkaca kasus Bank Century, bisakah bailout dilakukan pada Jiwasraya?
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah menyatakan tidak menyediakan dana talangan (bailout) untuk pembayaran klaim jatuh tempo nasabah PT Asuransi Jiwasraya pada tahun depan.
“Pada 2020 tidak ada anggaran untuk ini (bailout) Jiwasraya,” kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatawarta seperti dikutip dari Kontan, Rabu (25/12/2019).
• Massa Mengamuk, Rusak Kantor Camat Montasik, Ini Dugaan Penyebabnya
Isa tidak mau berkomentar terkait potensi pemberian bailout Jiwasraya pada tahun 2021.
Terkait masalah gagal bayar Jiwasraya, ia menyarankan untuk menanyakan secara langsung kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga pengawas industri asuransi.
Sementara terkait tunggakan Jiwasraya, juga seharusnya ditanyakan kepada pemegang saham yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bukan ke Kemenkeu.
• Semua Nelayan di Aceh Barat Diminta Ikut Serta dalam Doa Peringatan 15 Tsunami Aceh
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, opsi bailout dengan menggunakan skema Penyertaan Modal Negara (PMN) memang bukan opsi tepat.
Yang ada, kata Enny, malah memunculkan preseden buruk di masa depan.