Berita Banda Aceh

Dijadikan Tempat Maksiat, Ada Escape Building yang Aksesnya ke Lantai Atas Ditutup

ada escape building (gedung penyelamatan) di Banda Aceh yang karena tidak dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehingga sepi

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Gedung Escape Building di Gampong Deah Glumpang, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Minggu (4/9). Bebasnya keluar masuk warga yang dalam Gedung Escape Building yang terkesan terbengkalai itu sangat membahayakan setiap pengunjung. SERAMBI/MISRAN ASRI 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Koordinator Peneliti Tsunami pada Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala (TDMRC Unsyiah), Dr Syamsidik MSc menyesalkan ada escape building (gedung penyelamatan) di Banda Aceh yang karena tidak dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sehingga sepi.

Malah beberapa waktu lalu sempat dikhawatirkan escape building yang sepi itu dijadikan pasangan muda-mudi untuk berbuat mesum atau maksiat.

Perangkat desa akhirnya marah dan sempat menutup akses tangga menuju lantai atas untuk evakuasi korban saat bencana.

VIDEO VIRAL - Anak Kecil Pegang Ekor Ular, Tarik dan Putar-putar Sambil Tertawa

"Nah, kalau sudah ditutup tangganya, berarti akses warga untuk menyelamatkan diri ke tempat itu otomatis tertutup. Ini kan gawat jadinya.

Bayangkan kalau tiba-tiba terjadi gempa yang memicu tsunami, maka warga harus membersihkan dulu penghalang di tangga, baru bisa menyelamatkan diri ke gedung tersebut.

Hal-hal kurang tepat seperti ini mestinya tidak terjadi lagi," kata Syamsidik menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Sabtu (28/12/2019) sore.

Masjid Taqarrub Pirak Timu yang Terbakar Sebelumnya Pernah Tersambar Petir dan Kena Tembakan GLM

Namun, Syamsidik tetap merahasiakan di desa mana escape building yang sepi dari kegiatan publik tersebut berada, lalu disalahgunakan oleh pasangan muda-mudi untuk bermesum.

Alhasil, perangkat desa menutup akses di tangga untuk menuju lantai atas.

Dr Syamsidik juga sependapat bahwa escape building sebaiknya diintegrasikan dengan masjid.

Karena faktanya masyarakat Aceh lebih cenderung lari ke masjid untuk menyelamatkan diri saat bencana, khususnya saat tsunami.

Akan tetapi, beberapa escape building yang sudah dibangun pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascatsunami harus tetap dijaga dan dipertahankan fungsinya.

Pemerintah Aceh Larang Pengajian Selain Iktikad Ahlussunnah Waljamaah Mazhab Syafiiyah

Koordinator Peneliti Tsunami pada Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala (TDMRC Unsyiah), Dr Syamsidik MSc (kanan)
Koordinator Peneliti Tsunami pada Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala (TDMRC Unsyiah), Dr Syamsidik MSc (kanan) (FOR SERAMBINEWS.COM)

"Cuma, fungsi gedung penyelamatan itu harus dioptimalkan untuk berbagai keperluan masyarakat. Dan fungsi itu yang harus menonjol setiap hari sebagai fungsi primernya.

Sedangkan fungsi sebagai escape building itu hanyalah fungsi sekundernya, mengingat bencana tsunami terjadi dalam rentang waktu yang lama," kata Dosen Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Unsyiah ini.

Di sisi lain, menurut Syamsidik, penggunaan masjid sebagai fungsi escape building perlu dimusyawarahkan dengan pengelola masjid agar akses ke lantai atas masjid tidak digembok dan dapat digunakan dalam keadaan darurat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved