Setelah Ayahnya Meninggal Dunia Tertabrak Kereta, 2 Yatim Ini Jualan Bakpao Keliling untuk Jajan
Setiap pengendara melintas keduanya segera menawarkan bakpao yang mereka jual.
Deni dan Tya, bocah penjual bakpao di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/1/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)
Dalam sehari, Tya biasa membawa puluhan bakpao dan dijajakan di sekitaran Perumahan Bulak Rantai.
Tya mendapat keuntungan berkisar Rp 30 ribu setelah berjualan dari pagi hingga sore.
"Biasanya tuh saya sendiri, karena Deni lagi libur sekolah jadi saya ajak."
"Saya selalu jualan di sini kok tiap pagi sampe jam 17.00 WIB," ungkapnya.
Diam-diam berdagang
Sebelum bertemu dengan bos bakpao yang akrab disapa Umi, Tya menuturkan sempat berdagang jengkol di Pasar Induk.
Selama 5 hari, ia membantu Jas berdagang dan tak sengaja bertemu dengan Umi saat menjajakan jengkol.
Umi yang melihat Tya, segera mengajaknya berkomunikasi.
"Dek, kamu mau enggak jualan bakpao saya?," ujar Umi saat itu.
Dengan hati yang penuh keraguan, akhirnya Tya berucap mau.
"Mau bu. Saya mau," ucapnya.
"Nanti saya upahin Rp 20 ribu," balas Umi.
Sejak saat itulah Tya sering keluar rumah pagi dan pulang malam hari serta membolos ngaji.
Meski tak sekolah, Tya tetap mengaji di lingkungan rumahnya di Gang H. Ali, Kramat Jati, Jakarta Timur, saban bakda Magrib.
"Waktu awal-awal saya enggak bilang sama Emak (Mama). Lama-lama dia marah karena saya pulang malam terus."