JURNALISME WARGA
Menikmati Eksotisme Jalur Tengah Aceh
SEJAK tiga tahun terakhir saya sering melakukan perjalanan darat naik mobil pribadi dari Bireuen ke Nagan Raya melintasi jalur tengah Aceh
Mendekati perbatasan Nagan Raya, jalanan mulai menanjak, turun, dan menikung tajam. Maka, butuh konsentrasi tinggi untuk berkendaraan di wilayah ini. Walaupun jalanan cukup sepi tapi butuh kehati-hatian yang tinggi. Ada baiknya Anda membunyikan klakson ketika akan melewati tikungan untuk menghindari laga kambing dengan kendaraan di depan.
Tak jauh dari perbatasan kita akan sampai di Beutong Ateuh. Zona paling ekstrem sebenarnya berada setelah Beutong Ateuh. Curamnya jalan di lereng Gunung Singgah Nata cukup memacu adrenalin. Kalau dari arah Takengon jalannya menurun, dari arah sebaliknya kita harus mendaki Singgah Mata yang sangat terjal.
Dakian ini harus ditempuh dengan persneling satu, seperti yang tertera di papan peringatan. Badan jalan yang sempit, jurang di kiri dan kanan membuat kebanyakan hati pengemudi ciut untuk menempuh jalur ini, apalagi kabut juga sering menjadi penghalang perjalanan, hampir sama di wilayah gunung salak jarak pandang terkadang hanya 3 meter.
Lebih kurang 1,5 jam perjalanan dari gunung singgah mata, akan sampai di krueng Isep, yang juga sudah viral salah satu tempat wisata di Nagan Raya. Sepanjang perjalanan hamparan pemandangan alam yang eksotik dan memanjakan mata, pegunungan hijau nan asri, serta udara segar rendah polusi membuat saya tak bosan memilih jalur ini. Jika memilih melewati jalur ini, pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik, terutama rem mobil, karena selama hampir lima jam dari total waktu enam jam perjalanan, kita berada dalam kawasan pegunungan dengan kondisi jalan yang terus naik, turun, dan menikung, membutuhkan kewaspadaan yang sangat tinggi sebagai pengemudi. Akhirnya, selamat bertualang di jalur tengah Aceh.