Opini
Makanan Halal dan Baik dalam Islam
Penduduk dunia saat ini mulai khawatir ketika mendengar dan melihat begitu cepatnya penyebaran virus baru yang menurut
Oleh Dr. Murni, S.Pd,I. M.Pd, Anggota Ikatan Sarjana Alumni Dayah Aceh (ISAD)
Penduduk dunia saat ini mulai khawatir ketika mendengar dan melihat begitu cepatnya penyebaran virus baru yang menurut para ilmuwan telah mengidentifikasinya sebagai coronavirus baru, sebuah nama yang berasal dari kata Latin, yang berarti mahkota atau lingkaran cahaya, yang menyerupai virus Corona di bawah mikroskop.
Virus ini diduga berasal dari kelelawar yang telah berevolusi menjadi penyakit yang lebih parah dari virus SARS tahun 2002-2003, sekarang muncul virus baru yaitu corona yang mematikan di Kota Industri Wuhan Provinsi Hubei Cina yang berpenduduk 11 juta jiwa.
Membaca berita "Virus SARS Baru di Wuhan," (Serambi Indonesia, 17/01/2020), mengabarkan bahwa seorang pria berusia 61 tahun menjadi orang pertama yang meninggal di Tiongkok karena penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus baru dari keluarga yang sama dengan virus SARS. Hingga akhirnya badan kesehatan dunia (WHO) menggelar rapat darurat pada 22 Januari 2020 terhadap kesehatan masyarakat dunia yang jarang terjadi atas penyakit ini. Coronavirus itu telah terdeteksi di Amerika Serikat, Taiwan, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Makau.
Seorang ahli terkemuka dari komisi kesehatan Nasional Cina mengkonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan di antara orang-orang. Namun, hewan diduga menjadi sumber utama wabah. Daftar yang beredar online di Cina untuk sebuah bisnis di pasar Wuhan mencantumkan daftar hewan atau produk berbasis hewan termasuk buaya, anak anjing, serigala, tikus, termasuk musang hewan yang terhubung dengan SARS.
Ia juga mengatakan bahwa, sudah jelas virus ini beradaptasi dan bermutasi. Ilmuan Hong Kong dan Inggris memperkirakan antara 1.300 dan 1.700 orang di Wuhan mungkin telah terinfeksi virus mematikan itu. (Serambi Indonesia, 23/1/2020).
Dikutip dari peta penyebaran virus Corona yang diberitakan oleh Departemen Teknik Sipil Universitas John Hopkins, Baltimore, sudah 27 negara yang mempunyai kasus posistif Corona, Cina yang paling banyak korban dari virus mematikan ini.
Dari televisi dapat kita saksikan bagaimana warga Wuhan yang sedang berjalan ataupun sedang berdiri bertumbangan di jalan atau di tempat keramaian. Bahkan, dalam rentang waktu 24 jam sebanyak 38 orang meregang nyawa seketika. Sontak Kota Wuhan menjadi sepi bagaikan kota mati. Karena banyak orang-orang merasa takut tertular virus ini jika harus keluar dari rumah mereka. Bukan hanya orang-orang mati seketika, tapi bisnis di sana juga mengalami hal yang sama. "Mematikan Bisnis," (Serambi Indonesia, 04/02/2020) yang memberitakan bahwa virus Corona memperburuk perekonomian, khususnya mematikan bisnis di seluruh Cina.
Lalu berita keesokan harinya, "Corona Sudah Tewaskan 426 Orang," (Serambi Indonesia, 05/02/2020) Total menjadi 13.522 kasus di seluruh negeri `Tirai Bambu' itu. Akibat dari kejadian ini untuk menghindari penyebaran virus ini, maka sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia mulai melarang warga Cina untuk berkunjung ke negara mereka dan sebaliknya warga dari sejumlah negara ini melarang warganya untuk berkunjung ke Cina. Berita terbaru hari Kamis, jumlah warga yang meninggal menjadi 565 orang yang terinfeksi virus Corona ini telah mencapai 28.000 lebih, (TVRI, 06 Februari 2020).
Lalu bagaimanakah kita melihat fenomena yang mengerikan ini dari sudut pandang agama Islam?
Islam memberikan perhatian khusus terhadap masalah makanan dalam seluruh fase kehidupan manusia bersamaan dengan segala bentuk dan unsur-unsur makanan tersebut. Terdapat dalam Alquran yang secara spesifik berbicara tentang makanan dan kaidah-kaidah yang memadai untuk menjadi standar mutu makanan serta metode-metode penjaminannya.
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah makanan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman, dan ibadah dengan identitas diri, bahkan dengan perilaku juga.
Dalam Bahasa Arab makanan berasal dari kata at-ta`am. Makanan adalah barang yang dimaksudkan untuk dimakan atau diminum oleh manusia, serta bahan yang digunakan dalam produksi makanan dan minuman. Makanan memberikan informasi tentang identitas individu dan bertindak sebagai komunikasi kebutuhan internal, konflik internal, dan rasa diri. Setiap muslim dianjurkan untuk memperoleh asupan yang bermanfaat bagi tubuhnya bukan yang berbahaya.
Terlepas dari haramnya makanan yang berbahaya, sebenarnya mengonsumsinya adalah tindakan menyiksa tubuh. Oleh karenanya memberi nutrisi atau makanan ke dalam tubuh merupakan suatu tanggung jawab yang wajib dilaksanakan secara benar sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Sebagimana yang telah dijelaskan di dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 168, Allah Swt berfirman, "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu."