Sebuah Perusahaan Tawarkan Pemakaman Ramah Lingkungan, 30 Hari Sisa Jenazah Dijadikan Pupuk Tanaman
Recompose, perusahaan yang gunakan studi tersebut jelaskan jika jaringan lunak manusia dapat melapuk seutuhnya dalam waktu 30 hari saja.
Dekomposisi terjadi jika jasad ada di atas tanah, sedangkan rekomposisi terjadi jika jasad tercampur dengan tanah.
Dengan mengklaim jika dekomposisi organik alami mencegah 1.4 ton karbon dilepas ke atmosfer.
Jumlah karbon tersebut akan hilang jika tubuh mengalami kremasi.
Pemakaman tradisional Amerika, yang gunakan peti mati, juga menurut Spade menghabiskan karbon yang sama banyaknya.
Proses pemakaman ini termasuk baringkan tubuh di kotak tertutup dengan serbuk kayu, tanaman alfalfa dan rumput teki.

Pemakaman di Recompose yang baringkan jenazah di atas serbuk kayu dan tanaman alfalfa serta rumput teki
30 hari kemudian, sisa jenazah tersedia bagi saudara yang meninggal untuk ditaburkan di tanah atau menjadi pupuk bagi tanaman.
Meski cepat, hasil 30 hari tersebut didapatkan dari 4 tahun riset ilmiah untuk sempurnakan teknik dekomposisi.
Ilmuwan yang ahli di bidang ilmu tanah, Prof Lynne Carpenter Boggs diminta Spade untuk lakukan penelitian tersebut.
Penelitian tersebut dilakukan dengan kerjasama dengan 6 relawan.
Pengomposan bahan alami di dunia merupakan praktik yang telah dilakukan secara mutakhir di Washington.
Tugas Carpenter Boggs dalah mengadaptasi proses tersebut dengan subyek penelitian jasad manusia dan memastikan jika prosedurnya ramah lingkungan.
6 relawan yang diajak Carpenter Boggs dengan sukarela bersedia jasadnya dijadikan subyek penelitian setelah mereka meninggal.
Penelitian itu terasa sangat emosional bagi seluruh tim.
Profesor tersebut temukan jika jasad yang alami rekomposisi mencapai suhu 55 derajad Celcius selama beberapa waktu.