Berita Subulussalam

Teror Harimau di Subulussalam Makin Meresahkan, Tiap Malam Masuk Perkampungan dan Terkam Ternak

Harimau yang dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae ini berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
KONDISI ternak sapi milik Rama warga di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam terluka akibat diterkam harimau sumatera, Selasa (25/2/2020) 

Harimau yang dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae ini berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Masyarakat Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam makin resah oleh kawanan harimau Sumatera. 

Harimau yang dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae ini berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.

“Terus terang kami makin terancam karena harimaunya tiap malam turun ke kampong,” kata Nasution, warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Rabu (26/2/2020)

Menurut Nasution, kasus terakhir terjadi Selasa (25/2/2020) malam, kawanan harimau masuk ke permukiman penduduk dan menerkam sapi milik Rama warga di Desa Singgersing.

Meski tidak sempat memangsa habis, namun tubuh bagian punggung dekat leher ternak sapi terluka parah akibat cakaran dan gigitan sang raja hutan itu.

Kisah Putra Aceh The Big Boss Trans Continent, Pernah Ngojek di Batam dan Jadi Buruh di Singapura

Buron Satu Tahun Lebih, Terduga Ayah Rudapaksa Anak Kandung Ditangkap Polres Pidie di Bireuen

Fakta 6 Anak Yatim Piatu, Ayah dan Ibu Meninggal Bersamaan, Kapolresta Menangis dan Gendong Si Bayi

Padahal, kandang ternak milik Rama berada persis dekat rumahnya yang tak jauh dari jalan nasional.

Masuknya harimau kembali dan nekat menerkam ternak di dekat rumah membuat masyarakat di Singgersing makin resah.

Apalagi, sebelumnya, harimau juga masuk ke permukiman penduduk dan dikabarkan membuat beberapa ekor kambing di sana hilang.

Harimau masuk hanya 25 meter dari rumah penduduk.

Sementara di kasus terakhir posisi harimau hanya belasan meter dari rumah penduduk.

Masalahnya pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) belum melakukan tindakan penangkapan dalam rangka menanggulangi harimau yang makin meresahkan.

Padahal dengan aksi harimau di permukiman penduduk berpotensi mencelakai manusia.

Warga mendesak pihak BKSDA segera bertindak sebelum adanya korban manusia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved