Menggenggam Pedang Panglima Perang Kerajaan Tuangku di Aceh Singkil

Kisah tentang keberadaan pedang milik panglima perang kerajaan yang mendiami Pulau Tuangku, Serambinews.com peroleh dari Herlin.

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pedang panglima kerajaan menjadi bukti sejarah.

Jika ratusan tahun silam di Pulau Tuangku, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil, berdiri kerajaan.

Pedang panglima kini dijaga Angku Tarlih keturunan ke-6 dari Bedil Oyok.

Bedil Oyok merupakan panglima perang pertama kerajaan yang mendiami Pulau Haloban, nama lain dari Pulau Tuangku.

Kerajaan di pulau berbatas Samudera Hindia, itu diperkirakan berdiri sekitar abad ke-17.

Kisah tentang keberadaan pedang milik panglima perang kerajaan yang mendiami Pulau Tuangku, Serambinews.com peroleh dari Herlin.

Herlin merupakan generasi Ke-7 dari panglima kerajaan yang mendiami Pulau Tuangku.

• Suami Istri Raih Gelar Profesor,Tangis Haru Khairul dan Fitri di Sidang Senat Unsyiah

Hanya saja sudah dua kali berkunjung ke rumah Angku Tarlih di Desa Asantola, Pulau Banyak Barat, belum berhasil bertemu. "Belum jodoh," kata Herlin kala itu.

Dalam usaha ketiga kali, akhirnya bisa bersua dengan Angku Tarlih pada Rabu (26/2/2020).

Angku Tarlih bersedia memperlihatkan benda pusaka warisan nenek moyongnya yang diperkirakan sudah berusia 400 tahun.

Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, yang sedang berada di Pulau Tuangku, mengetahui keberadaan pedang panglima juga tetarik melihatnya.

Jadilah kunjungan ke kediaman Angku Tarlih, si pemegang pedang kerajaan dilakukan rama-ramai.

Ada Bupati, anggota DPRK Aceh Singkil, Taufik, Kepala Bappeda Ahmad Rivai, Kepala BKPSDM Ali Hasmi dan pejabat lain.