Karya Inovasi Mahasiswa Disita
Ulasan Lengkap Islamic Jammer, Penghilang Sinyal HP yang Mengganggu Shalat Berjamaah
Beberapa investor dari luar mengajak kerja sama, hak paten dari kita dan bagi hasil dengan orang yang produksi.
Setelah dosennya Muhammad Ihsan melanjutkan pendidikan S3 di Jerman, maka dosen pembimbingnya beralih kepada Muhammad Rizal Fachri.
Yulidatullah mengatakan, Islamic Jammer itu berasal dari kata Islamic artinya islam dan jammer artinya penghilang, pengganggu, atau pelacak sinyal.
Maka jika digabungkan kedua nama ini bisa dikatakan menjadi menghilangkan pengganggu shalat berjamaah.
Yuda, panggilan akrab Yulidatullah mengatakan, alat jammer banyak dijual di pasaran, termasuk di toko online.
“Jadi kami melakukan inovasi menggabungkan alat itu menjadi alat yang baru,” ujar Yulidatullah.
Menurut, yang menjadi penekanan pada alat ini adalah penerapannya.
Biasanya alat jammer digunakan di kantor-kantor khusus untuk menonaktifkan sinyal HP.
Sementara pada alat yang mereka buat, digunakan di masjid dengan inovasi menghubungkan pada komponen-komponen yang baru.
Di antaranya adalah jam digital pada papan waktu shalat, komponen tranmisi dan receiver, serta memakai alat pemograman mikro prosesor menggunakan arduinauno.
“Jam digital dihubungkan dengan jammer, kemudian diatur agar berfungsi akan secara otomatis, yaitu saat masuknya shalat, hingga selesainya waktu shalat berjamaah. Nah jadi itulah inovasinya untuk yang ditambahkan,” ungkap Yuda saat ditemui oleh Serambinews.com, Sabtu (14/3/2020).
Ia juga mengatakan inovasi pada alat tersebut adalah adanya penambahan dan penggabungan, baik itu penambahan sesuatu yang sudah ada atau belum ada.
Total biaya yang dihabiskan dalam membuat sebuah Islamic Jammer adalah berkisar Rp.5.000.000.
Dengan rincian, peralatan satu buah jam elektronik digital yang biasanya ada di masjid, alat jammer seharga Rp. 2.500.000, dua arduinauno dengan harga Rp. 120.000 per unit, serta beberapa komponen-komponen kecil lainnya.
Zuyadi, yang menjadi rekan Yuda dalam membuat alat itu, menambahkan, saat pertama kali merangkai Islamic Jammer, mereka membutuhkan waktu sekitar 1 minggu.
“Karena masih awal-awal dan harus menemukan bagaimana cara dan menyusun pemogramannya, jadi dibutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Setelah berhasil yang pertama, selanjutnya sudah mudah, hal yang paling dilihat adalah pemogramannya,” ujar Zuyadi.
• Mahasiswa UIN Heboh, Balai Monitor Spektrum Sita Islamic Jammer Peraih Juara 1 Inovasi Internasional
• Islamic Jammer Hasil Inovasi Mahasiswa UIN Disita, Begini Komentar Petinggi Fakultas Saintek
