Corona di Aceh
Begini Kata Direktur RSUD Teuku Peukan Abdya Soal Penularan Covid 19
Sementara ruang isolasi khusus untuk Covid 19 dimana keadaan ruangan yang lebih layak, belum ada.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Nur Nihayati
Sementara ruang isolasi khusus untuk Covid 19 dimana keadaan ruangan yang lebih layak, belum ada.
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM BLANGPIDIE- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Peukan Aceh Barat Daya (RSUD TP Abdya), dr Adi Arulan Munda menyebutkan lebih berbahaya atau parah penularan penyakit TBC (Tuberculosis) dari Virus Corona (Covid 19).
Adi menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi kewaspadaan dan antisipasi penyebaran Virus Corona (Covid 19) yang digelar Polres Abdya di Aula Mapolres setempat, Rabu (18/3/2020).
Rumah sakit berlokasi di Padang Meurante, Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh itu dikatakan mulai melakukan persiapan penanganan baik terhadap ODP (orang dalam pengawasan) dan terhadap PDP (pasien dalam pengawasan) karena diduga terinfeksi Virus Corona.
Masih menurut Dr Adi Arulan Muda, di RSUD TP sudah dibentuk semacam satgas yang dipimpin dokter ahli paru setempat.
Hanya saja, kendala yang dihadapi di rumah sakit tersebut belum memiliki ruang isolasi khusus untuk PDP yang diduga Covid 19.
“Ada dua ruang isolasi yang kita punya. Satu untuk isolasi pasien TB dan satu lagi untuk ICCU.
Sementara ruang isolasi khusus untuk Covid 19 dimana keadaan ruangan yang lebih layak, belum ada.
• FOTO-Foto Penanganan Pasien Suspect Corona di Italia, Perancis, dan Indonesia, Lihat Perbedaannya
• Pulang dari Jakarta, Suhu Tubuh 37,7, Wanita Paruh Baya Ini Buang Resep Usai Periksa RSU Cut Meutia
• Antisipasi Virus Corona, Kapolri Minta Anggota Batasi Perjalanan ke Daerah dan Luar Negeri
Jadi perlu renovasi ruangan lain menjadi ruang isolasi khusus Covid 19,” papar Adi Arulan Munda.
Tindakan yang bisa dilakukan sekarang ini, jika ditemukan kasus PDP, maka dirujuk ke RSUZA Banda Aceh yang telah ditunjuk pemerintah sebagai rumah sakit rujukan Covid 19.
Kendala lain, katanya, semakin menipis persediaan masker yang standar, yaitu N-95 yang bisa digunakan tenaga medis dalam penanganan pasien TB atau menangani (sewaktu-waktu ditemukan) kasus PDP karena Covid 19.
Peristiwa ini dikatakan sangat mengancam tenaga medis tertular virus TB, jika tidak melengkapi pelindung diri dengan masker standar.
“Lebih berbahaya penularan penyakit TB daripada Covid 19.
Karena masker tak standar mudah ditembus virus TB,” papar dr Adi.
Lebih parah lagi, jika persediaan masker tidak ada lagi di pasaran.
“Stok masker sudah menipis, kita mau beli, tapi barang (masker) tak ditemukan dimana-mana,” tambahnya.