Berita Abdya
Warga Abdya Mulai Cemaskan Kelelawar Bisa Menularkan Covid-19, Bengini Pendapat Ahli
Sejumlah masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilaporkan mulai cemas atau khawatir terhadap kalong atau kelelawar besar karena dinilai be
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
Masyarakat juga khawatir terhadap keberadaan burung walet (Collocalia Vestita) juga dikabarkan bisa menebar virus.
Para ilmuwan China mengklaim bahwa Virus Corona yang dimulai dari Wuhan, disebarkan oleh kelelawar. Karena virus ini hanya ditemukan pada kelelawar buah.
Ketua Tagana (Taruna Siaga Bencana) Abdya, Yasri Gusman kepada Serambinews.com, Jumat (20/3/2020) mengaku menerima keluhan dari sejumlah warga terhadap kalong dalam jumlah besar pada pohon cemara di Pantai Jilbab Susoh, termasuk burung walet dan sejenisnya di Kota Blangpidie
“Keluhan semakin meningkat sehubungan penyebaran Covid 19 di sejumlah daerah di Indonesia,” kata Yasri Gusman.
Sebab, kelelawar, tersebut dikhawatirkan menebar Covid 19 sebagaimana diisukan di Wuhan, Cina, sebagai negeri asal Virus Corona. Masyarakat juga mulai khawatir keberadaan burung walet dan burung senjenisnya di Kota Blangpidie, ibukota Kabupaten Abdya.
Kelelawar dalam jumlah ribuan hinggap pada sejumlah cemara di kawasan wisata Pantai Jilbab, Susoh pada sore hari. Lalu, terbang jauh pada siang hari untuk mencari makanan, kemudian kembali pada sore hari pada pohon cemara di lokasi wisata yang ramai pengunjung itu.
Dari pengakun beberapa pengusaha café di Pantai Jilbab bahwa kotoran kelelawar selain menebar bau menyengat, jika kotoran terkena tubuh manusia menimbulkan penyakit kulit, gagal-gatal.
Kotoran kalong kelelawar juga bisa mematikan pohon cemara di lokasi. “Buktinya, sejumlah pohon cemara telah punah setelah menjadi tempat hinggap ratusan kalong,” kata Azwar, salah seorang pemilik kantin di Pantai Jilbab.
Sejumlah pohon cemara di Pantai Jilbab, Susoh menjadi tempat berteduh kalong dalam jumlah besar sejak 3 tahun lalu. Sebelumnya, kalong terbut hinggap pada pohon ketapang di lokasi kuburan umum, dekat dermaga Pelabuhan Susoh di Desa Padang Baru.
• Batasi Keramaian dan Antisipasi Virus Covid-19, RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli Tertutup Bagi Pengunjung
• Demo Desak Pemulangan 49 TKA China di Kantor Imigrasi Kendari Berakhir Ricuh
• Zulfikar Aziz Minta Keuchick Data Warga Pendatang, Antisipasi Penyebaran Covid-19
Sementara keluhan masyarakat terhadap burung walet di Kota Blangpidie, menurut Yasri Gusman, karena selain menebar bau, kotoran walet dan burung sejenisnya membuat kotor totoar jalan dan teras toko di ‘kota dagang’ tersebut.
Soalnya, burung dalam jumlah besar ‘bermalam’ di sepanjang bentangan jaringan listrik dan telpon, kemudian meninggalkan kotoran pada totoar jalan.
“Jika kita berjalan malam hari, maka kotoran burung jatuh mengenaikan pakaian,” kata Ketua Tagana Abdya, itu.
Meskipun kelelawar bukan satu satunya penyebab penyebaran virus, Yasri Gusman mengatakan, keluhan masyarakat itu perlu mendapat respon pihak terkait.
“Tak ada maksud untuk menakut-nakuti, tapi kita harus mewaspadai dan berjaga jaga atau berhati hati saat mengunjungi lokasi pantai wisata Pantai Jilbab. Masyarakat harus menggunakan masker dan membiasakan cuci tangan,” kata Ketua Tagana Abdya. (*)