Update Corona di Malaysia

Selama Lockdown, Mahasiswa Aceh di Malaysia Dapat Makan Gratis 3 Kali Sehari, Begini Kondisi Mereka

Selama masa lockdown ini, para mahasiswa yang tidak sempat pulang ke Aceh sebelum lockdown berlaku, menghabiskan hari-harinya dalam asrama.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Foto kiriman Arif Zidni
Sebagian mahasiswa International Islamic University Malaysia (IIUM) membaca Alquran di asrama mereka. Malaysia telah memperpanjang masa lockdown hingga tanggal 14 April 2020. 

SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR – Perintah kontrol pergerakan orang (lockdown) di Malaysia telah membuat aktivitas kampus di seluruh negeri itu terhenti total.

Lockdown yang mulai diterapkan pada tanggal 18 Maret 2020 lalu, kini telah memasuki fase kedua.

Fase kedua lockdown ini dijadwalkan akan berakhir pada tanggal 14 April 2020.

Sejumlah mahasiswa Aceh yang belajar di International Islamic University Malaysia (IIUM) Selangor, ikut merasakan dampak dari pemberlakuan lockdown ini.

Selama masa lockdown ini, para mahasiswa yang tidak sempat pulang ke Aceh sebelum lockdown berlaku, menghabiskan hari-harinya dalam asrama.

“Ada sekitar 22 mahasiswa asal Aceh yang masih bertahan di asrama dalam kompleks Kampus IIUM Gombak,” kata Arif Zidni, salah satu mahasiswa asal Aceh yang menuntut ilmu di IIUM Selangor, kepada Serambinews.com, Sabtu (4/4/2020).

Putra dari dosen Unsyiah Dr Husaini Ibrahim ini mengatakan, mereka memilih tidak pulang ke Aceh, karena awalnya Kerajaan Malaysia mengumumkan lockdown akan berlangsung hingga 31 Maret 2020.

Namun, ternyata dalam pengumuman terbaru, masa lockdown diperpanjang hingga 14 April 2020.

“Karena kasus infeksi virus corona terus meningkat setiap harinya, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk memperpanjang masa lockdown hingga 14 April. Selama itu pula semua aktifitas kampus diliburkan,” kata Arif.

Artinya kampus ini libur total selama dua bulan setengah tanpa ada kegiatan apapun.

Selama masa lockdown ini, kata Arif, mereka tidak dibenarkan beraktivitas di luar asrama, meski hanya sekedar berolahraga atau jogging berkeliling kampus.

“Sudah 2 minggu lebih kami hanya melakukan kegiatan di dalam kamar,” kata Arif Zidni, salah satu mahasiswa Aceh di Kampus IIUM, kepada Serambinews.com, Sabtu (4/4/2020).

Bahkan, kata Arif, sudah tiga kali jumat mereka tidak bisa melaksanakan shalat jumat.

“Kami hanya shalat zhuhur di kamar masing masing,” ujarnya.

“Kami juga dilarang berkeliaran keliling kampus, bahkan untuk joging pun tidak diperbolehkan,” tambah Arif Zidni.

Arif menuturkan, para mahasiswa ini tidak diperbolehkan ke luar kampus, meski hanya untuk belanja keperluan sehari hari.

Selain itu, orang dari luar kampus juga tidak diizinkan masuk ke lingkungan kampus.

“Semua ini dilakukan untuk melindungi mahasiswa IIUM yang bertahan di asrama dari infeksi virus corona,” kata dia.

Meski tidak boleh ke luar asrama, tapi para mahasiswa IIUM, termasuk mahasiswa asal Aceh, bersyukur karena masih bisa makan tiga kali sehari.

Hal ini karena pihak kampus beserta para dermawan dan beberapa lembaga, mengumpulkan dana yang kemudian dialokasikan untuk makan para mahasiswa yang terdampak lockdown.

“Pada awal masa lockdown dana yang terkumpul mencapai 105.000 Ringgit atau sekitar 399.195.000 Rupiah,” kata Arif.

Menurut dia, dana ini bukan hanya untuk biaya makan mahasiswa asal Aceh saja, tapi juga untuk membiayai makan ratusan mahasiswa lainnya yang berasal dari berbagai negara.

“Setiap mahasiswa mendapatkan jatah makan sehari tiga kali,” sambung dia.

Ia menyebutkan, data pada tanggal 3 april 2020, menunjukkan kasus infeksi corona di Malaysia menyentuh angka 3.333 dengan jumlah kematian 53 dan jumlah pasien yang sembuh 827.

Kampus IIUM berlokasi di daerah Gombak, di mana jumlah kasus infeksi COVID-19 tertinggi di wilayah Selangor, dengan angka mencapai 863 kasus.

“Kawasan Gombak masuk ke dalam kawasan red zone. Alhamdulillah belum ada mahasiswa IIUM yang terinfeksi virus ini,” ungkap Arif.

Ini Beda Jam Malam di Aceh dengan Lockdown di Malaysia, Pilih yang Mana?

Kampus Tutup Total, Mahasiswa Aceh di Malaysia Bertahan di Asrama

Ingin Pulang Tapi...

Muhammad Ambilal Khairullah, mahasiswa asal Lhokseumawe yang kuliah di Jurusan Usuluddin mengatakan, meski kebutuhan sehari-hari terpenuhi, tapi kondisi yang mereka jalani saat ini sangat membosankan.

“Kami sudah libur sejak pertengahan Maret. Sebenarnya kami ingin pulang ke kampung masing masing, tapi karena keadaan begini ya kami tidak bisa kemana mana,” ujarnya.  

“Kalaupun kami bisa pulang, pasti membuat warga kampung cemas. Apalagi ada isu bahwa bandara SIM akan ditutup, ya kami terpaksa bertahan di sini sampai masa lockdown berakhir, sambil memantau perkembangan,” kata Khairullah seperti dikutip Arif Zidni.

Ketua Pelajar Mahasiswa Aceh IIUM atau dikenal dengan nama TARSA (Tanoh Rincong Students Association), Almaida Putra mengatakan, saat ini ada 35 mahasiswa IIUM asal Aceh yang masih berada di Malaysia.

“Sebanyak 22 orang tinggal di asrama kampus, sedangkan sisanya tinggal di luar kampus,” kata dia seperti dikutip Arif Zidni.

Wanita Ini Bikin Heboh, Mengaku Asal Jawa Barat & Baru Pulang dari Malaysia, Lari Saat Dibawa ke RS

Komunitas Aceh Malaysia Salurkan Bantuan Pangan di Gombak  

Almaida menambahkan, di saat genting seperti ini, mereka hanya bisa bertahan dengan bantuan makanan yang disumbangkan para donator.

Menurut dia, mayoritas mahasiswa IIUM asal Aceh kuliah atas biaya orang tua.

Hanya beberapa orang yang menerima beasiswa, dari pemerintah Aceh maupun dari lembaga lain.

Karena mahalnya biaya pendidikan di Malaysia, selama ini para mahasiswa nonbeasiswa, bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta menyicil biaya pendidikan (SPP).

Maka, dalam masa genting seperti ini, ketika semua aktifitas dihentikan, para mahasiswa nonbeasiswa ini tidak bisa bekerja untuk mencari penghasilan.

“Mereka terpaksa bertahan dengan berhemat dalam pemakaian uang,” ungkap Almaida

Mahasiswa semester 5 jurusan Usuluddin ini berharap ada dari lembaga Pemerintah Aceh, seperti BPSDM, untuk memberikan sedikit bantuan kepada para mahasiswa IIUM asal Aceh yang sedang terisolasi di dalam kampus, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved