Mengejutkan, 70 Persen Kasus Positif Virus Corona di Indonesia Tanpa Gejala, Muncul Istilah Baru OTG

Yuri mengatakan bahwa 70 persen individu yang positif tertular Covid-19 tidak merasakan gejala gangguan kesehatan.

Editor: Amirullah
ANADOLU AGENCY/DAVID MAREUIL
Orang-orang yang memakai masker wajah terlihat selama jam-jam sibuk di tengah pembatasan terhadap penyebaran pandemi coronavirus (COVID-19) di Tokyo, Jepang, Senin 2 April 2020. Aktivitas ekonomi di ibu kota Jepang masih berlanjut di tengah serangan virus corona jenis baru (COVID-19) yang telah merenggut 62 nyawa warga Jepang. Pemerintah Jepang berencana mengumumkan status darurat nasional pada, Selasa 3 April 2020. 

Dia menjelaskan, gejala tak spesifik itu bisa seperti demam, sakit tenggorokan, batuk, dan diare. Di mana gejala tersebut pun dapat mengindikasikan penyakit lain yang lebih umum seperti flu dan pilek.

Karena hal ini pula, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi Virus SARS-CoV-2 dan dapat menularkan Covid-19 ke orang lain.

Untuk saat ini, mengetahui apakah kita terinfeksi Covid-19 atau tidak, hanya dapat dilakukan dengan tes uji laboratorium.

MPU Aceh Tidak Sependapat dengan Menag Soal Larangan Tarawih di Masjid, Ini Alasannya

Buya Yahya Usul Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah Perlu Diganti, Ustaz Somad Beri Tanggapan Begini

Kasus Covid-19 Tanpa Gejala di Jepang

Sebuah studi dari Jepang menyoroti jumlah pembawa Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala.

Salah satu penelitian fokus mengamati kapal pesiar Diamond Princess yang menepi dan akhirnya di Jepang pada awal Februari 2020 ketika diketahui seorang penumpang dinyatakan positif Virus.

Studi itu menemukan, dari 3.063 penumpang yang dites, 634 di antaranya hasilnya positif Covid-19 dan harus dikarantina.

Diperkirakan sekitar 17,9 persen dari pasien positif itu tidak menunjukkan gejala.

()

Para lansia Hong Kong dalam antrian untuk mendapatkan masker di Tai Wai, Hong Kong di tengah wabah virus corona. (tangkap layar foto Felix Wong via SCMP)

Pentingnya tinggal di rumah

Dari studi-studi tersebut, Dr. Khabbaza mengatakan bahwa sangat penting untuk mengikuti instruksi pemerintah dan lembaga medis untuk di rumah saja dan jaga jarak dengan orang lain minimal dua meter.

Karena begitu banyak kasus yang tidak menunjukkan gejala atau minim gejala, sulit untuk mengetahui berapa banyak orang yang benar-benar membawa Virus.

Fakta ini membuat tindakan pencegahan semakin penting dilakukan dan harus dilakukan.

Droplet atau percikan yang keluar saat batuk, bersin, dan berbicara bisa sampai 1,8 meter. Untuk itu, penting untuk menjaga jarak dengan orang lain demi menghindari penularan Virus melalui droplet.

Itulah sebabnya pemerintah Indonesia sekarang merekomendasikan untuk mengenakan masker dari kain saat pergi keluar rumah, terutama di tempat-tempat yang sulit berjarak dengan orang lain setidaknya dua meter.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved