Grab Bayar Penuh Korban Order Fiktif, Akun Pelaku Dinonaktifkan, Pelanggan Diimbau Bayar Non-Tunai
Berikut tanggapan resmi pihak Grab yang dikirim kepada Serambinews.com menanggapi pemberitaan media online ini kemarin, Rabu (8/4/2020).
Penulis: Mursal Ismail | Editor: Mursal Ismail
Berikut tanggapan resmi pihak Grab yang dikirim kepada Serambinews.com menanggapi pemberitaan media online ini kemarin, Rabu (8/4/2020).
Laporan Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM - Pihak Grab membayar penuh pelanggan korban order fiktif yang viral di twitter, Rabu (8/4/2020) sebagaimana diberitakan Serambinews.com kemarin.
Selain itu, pihak Grab juga sudah menonaktifkan akun pelaku pengorder fiktif itu
Sedangkan kepada pelanggan, pihak Grab mengimbau untuk memilih opsi pembayaran non-tunai serta pengantaran tanpa kontak (contactless delivery).
Hal ini sebagai bagian dari standar keamanan terpadu layanan pesan-antar makanan GrabFood.
Berikut tanggapan resmi pihak Grab yang dikirim kepada Serambinews.com menanggapi pemberitaan media online ini kemarin, Rabu (8/4/2020).
• Cium Gelagat Mencurigakan, Polisi Tangkap 6 Warga yang Pasok Makanan dan Amunisi untuk KKB Papua
• Baru Pulang dari Banda Aceh, Anak yang Diduga Positif Corona tak Masuk ODP Dinkes Abdya
• Harga Ikan Anjlok, Nelayan Tetap Melaut
Kepada Yth: Redaksi Aceh.tribunnews.com
di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan pemberitaan di Aceh.tribunnews.com pada 8 April 2020 mengenai Viral di Medsos Order Makanan Fiktif, seperti pada tautan https://aceh.tribunnews.com/ 2020/04/08/viral-wanita-ini- terpaksa-bayar-11-orderan- makanan-melalui-ojek-online- yang-bukan-pesanannya , kami ingin memberikan penjelasan sebagai berikut:
Tanggapan resmi Grab terkait penanganan order fiktif GrabFood
Untuk diatribusikan kepada Hadi Surya Koe, Head of Marketing GrabFood, Grab Indonesia
Manajemen Grab telah menerima informasi mengenai terjadinya transaksi order fiktif yang dialami oleh salah satu pelanggan pada 7 April 2020 dan segera melakukan investigasi atas laporan yang diterima.
Setelah menelusuri informasi yang kami terima dan mengumpulkan bukti-bukti yang akurat, pihak Grab telah menghubungi pelanggan tersebut untuk membantu mengatasi masalah yang dialaminya dan telah melakukan pembayaran ganti rugi secara penuh atas biaya yang telah dikeluarkan oleh pelanggan akibat ulah tidak bertanggung jawab tersebut.
Grab juga telah mengambil langkah tegas berupa penonaktifan akun pengguna Grab yang terbukti melakukan order fiktif ini dan sangat mengecam tindakan tak bertanggung jawab tersebut.
Kami telah melakukan segala upaya termasuk untuk meningkatkan aspek kepercayaan dan keamanan terkait dengan hubungan kami dengan para pengguna layanan GrabFood, baik mitra pengemudi, mitra merchant maupun pelanggan secara menyeluruh – mulai dari operasional, pengembangan usaha, hingga dukungan teknologi.
Grab menyediakan jalur khusus komunikasi untuk mitra pengemudi GrabFood jika mereka menerima order fiktif untuk dapat diinvestigasi lebih lanjut oleh Grab dimana informasi lanjut mengenai tata cara pengajuan penggantian uang untuk order fiktif dapat diakses melalui tautan https://help.grab.com/driver/ id-id/115014919948-Saya-Ingin- Mengajukan- ReimbursementPergantian-Uang.
Jika hasil penelusuran menunjukkan bukti-bukti yang akurat, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Grab akan menghubungi mitra yang bersangkutan dan segera menetapkan proses ganti rugi secara penuh untuk mitra.
Selain itu, kami juga akan melakukan peninjauan aktivitas pelanggan dan mengambil langkah tegas berupa penangguhan hingga penonaktifan akun pengguna Grab yang terbukti melakukan order fiktif untuk mencegah terulang kembalinya hal ini.
Bersama ini kami juga mengimbau pelanggan untuk senantiasa menghargai kerja keras mitra pengemudi kami dalam menjalankan pekerjaannya dan memilih opsi pembayaran non-tunai serta pengantaran tanpa kontak (contactless delivery) sebagai bagian dari standar keamanan terpadu layanan pesan-antar makanan GrabFood.
Jika pelanggan menerima peredaran informasi yang melibatkan GrabFood kami sarankan untuk selalu mengecek kebenaran informasi tersebut sebelum meneruskannya ke pihak lain dengan menginformasikan temuannya ke tim Customer Experience kami untuk segera ditindaklanjuti.
Demikian disampaikan, terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Tim Public Relations Grab Indonesia: PublicRelations.ID@grab.com
Untuk Media di luar Jabodetabek: Grabcities@imagedynamics.co.id
Untuk Media Jabodetabek: GrabCorporate@ ogilvy.com
Berita sebelumnya
Seperti diberitakan Serambinews.com atau aceh.tribunnews.com, Rabu (8/4/2020), viral di twitter, curhatan seorang wanita yang mengaku terpaksa harus membayar sejumlah orderan makanan yang bukan pesanannya.
Bukan main-main, ada 11 orderan makanan seharga lebih dari 200 ribuan per orderannya.
Peristiwa itu diketahui dari postingan akun twitter @rebornblessing, Selasa (7/4/2020).
Ia memposting capture curhatan seorang wanita melalui story di akun instagramnya, @wilandini, Selasa (7/4/2020).
Dari curhatan itu, diketahui bahwa sebanyak 11 orderan makanan itu dipesan bukan atas namanya ataupun anggota keluarganya.
Tetapi ada orang lain yang memesan itu dengan sistem bayar tunai, namun alamat pengantaran ditujukan ke rumah wanita tersebut.
Mirisnya, nomor-nomor pemilik orderan itu tidak dapat dihubungi kembali oleh semua driver ojol yang menerima pesanan, setibanya mereka di alamat tujuan.
Pada awalnya, Wilandini tidak akan mengira bahwa ia akan terus mengahadapi driver ojol yang terus berdatangan mengantar orderan bukan atas namanya.
Driver ojol yang pertama tiba di rumahnya dengan membawa orderan KFC dan makanan lainnya.
Total orderan itu seharga Rp 230.000.
Kerena merasa kasihan, ia akhirnya mengambil dan membayar orderan itu.
Berselang 20 menit, driver ojol lain tiba dengan membawa orderan Burger King seharga Rp 230.000.
Sama seperti yang pertama, orderan itu bukan atas nama Wilandini, namun alamat tujuan memang benar diarahkan ke rumahnya.
Satu jam kemudian, tiba orderan ketiga yang diantarkan oleh driver ojol lainnya.
Orderan ketiga ialah Hokben dengan harga total Rp 250.000.
Lagi-lagi, pesanan itu bukan atas nama wanita tersebut dan alamat memang ditujukan ke rumahnya.
Sama seperti sebelumnya, ia tetap mengambil dan membayar orderan itu karena merasa kasihan dengan driver ojol.
Dari curhatan itu, diketahui total ada 6 orderan makanan yang diantarkan ke alamat rumah wanita tersebut, mulai dari pukul 3 sore hingga pukul 8 malam.
Orderan itu atas nama Alohot, Rinaldi, dan Ari yang masing-masing mereka memiliki 2 orderan.
Hingga pukul 8 malam, Wilandini menyebutkan bahwa total uang yang sudah dikeluarkannya sebanyak Rp 1.650.000.
Uang sejumlah itu ia keluarkan hanya untuk membayar 6 makanan yang bukan pesanannya.
Tak berhenti sampai disitu, orderan makanan lainnya ternyata masih terus berdatangan.
Ia sudah berusaha untuk menghubungi perusahaan ojol tersebut untuk memblokir alamat rumahnya.
Tapi sepertinya tanggapan dari perusahaan tidak secepat yang ia harapkan.
Pada akhirnya, total ada 11 orderan yang diantarkan ke rumahnya.
Diakui oleh Wilandini melalui curhatannya, ia sama sekali tidak mengetahui siapa dalang dan motif apa di balik peristiwa itu.
Menurutnya, ada yang memiliki i’tikad tak baik terhadap ia dan keluarganya.
Walau demikian, ia tidak tega melihat driver ojol itu harus menanggung keisengan customer yang tidak bertanggung jawab yang sudah merugikan mereka.
Terlebih di tengah situasi ekonomi yang sulit karena pandemi corona saat ini.
Meski Wilandini menyebutkan ada driver ojol menolak untuk dibayar orderan yang diantarkan oleh mereka, niat baik Wilandini tetap tidak berubah.
Beberapa solusi dari netizen diberikan padanya.
Seperti ia diminta untuk tidak membayar orderan karena driver ojol itu disebut akan mendapatkan reimburse (penggantian uang).
Akan tetapi, Wilandini justru terlihat kesal dengan solusi itu.
Menurutnya, jika memang diberikan reimburse, maka hal itu akan ditangani beberapa hari setelahnya.
Sementara driver-driver ojol tersebut hanya memiliki pendapatan per hari.
Karena rasa iba, ia pun mengambil solusi dengan membayar dan mengambil semua orderan itu.
Ia tetap membayar utuh harga pesanan, tapi beberapa di antara makanan itu dibagikan ke driver ojol.
Ada pula makanan yang diberikan utuh ke mereka.
Wilandini menganggap jika uang yang ia bayarkan itu akan kembali jika memang rezeki itu miliknya.
Antara ia dan driver ojol juga telah sepakat untuk mengembalikan uang Wilandini, jika seandainya driver tersebut mendapat reimburse dari perusahaan.
Tidak diketahui dimana peritiwa tersebut.
Serambinews.com telah mencoba untuk menghubungi Wilandini melalui direct messenger, namun belum mendapatkan jawaban.
Hingga pagi ini, dalam postingan terbarunya, Wilandini menyebut situasi masih aman karena pihak perusahaan sudah memblokir alamat rumahnya.
Tidak ada orderan baru yang datang sejauh ini.
Semua driver ojol yang mengantarkan orderan ke rumahnya pun sudah membuat laporan ke pihak perusahaan.
Kecuali driver ojol pertama karena masih belum mengetahui bahwa mereka akan menjadi korban dari tindakan tak bertanggung jawab itu.
Mengenai customer yang memesan orderan, dikatakan oleh Wilandini dalam postingan tersebut bahwa pihak ojol tidak bisa melacak nomornya.
Ia menyebutkan bahwa yang dapat melacak itu hanyalah pihak perusahaan.
Ia juga berterima kasih kepada teman-teman yang juga sudah turut membantunya dengan mentransfer biaya dari orderan itu.
Meski telah dirugikan, ia tetap merasa beruntung karena ditengah masa sulit pandemi saat ini, ia masih dapat membantu yang lain.
Berikut ialah daftar orderan makanan yang tidak dipesan oleh Wilandini, namun ditujukan ke alamat rumahnya.
- Orderan ke-1, KFC dan mkanan lain RP 230.000
- Orderan ke-2, Burger King Rp 230.000
- Orderan ke-3, Hokben Rp 250.000
- Orderan ke-4, Martabak Orins seharga RP 247.000.
- Orderan ke-5 makanan dari Richeese Rp 265.000
- Orderan ke-6, Macdonald Rp 250.000
- Orderan ke-7, Ayam Keprabon Rp 234.000
- Orderan ke-8, Macdonald Rp 250.000
- Orderan ke-9, BKB Rp 240.000
- Orderan ke-10, Martabak Rp 220.000
- Orderan ke-11, Kopisoe Rp 230.000 (*)