Berita Bireuen

Kisah Pilu Marliah Penjual Jajanan yang Kehilangan Sekaligus Dua Pekerjaannya di Tengah Wabah Corona

Perempuan asal Bireuen ini menuturkan kepelikan hidupnya di saat wabah covid-19 menerpa di daerahnya bahkan seantero dunia.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Marliah sedang membawa pulang bantuan dari Riek Bicah, Bireuen, Sabtu (18/04/2020) di halaman pendopo bupati Bireuen 

Perempuan asal Bireuen ini menuturkan kepelikan hidupnya di saat wabah covid-19 menerpa di daerahnya bahkan seantero dunia.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM- Marliah adalah satu dari sekian warga yang kehilangan mata pencaharian di tengah wabah virus corona ini.

Perempuan asal Bireuen ini menuturkan kepelikan hidupnya di saat wabah covid-19 menerpa di daerahnya bahkan seantero dunia.

Dampak wabah virus corona semua pihak merasakan.

Mulai dari orang kaya, pengusaha, masyarakat biasa, buruh maupun beragam pekerjaan lainnya termasuk tenaga kebersihan di Bireuen.

"Dulu, sebelum muncul wabah corona, usai menyapu saya membantu jualan bakso.

Lalu, membantu jualan di pasar dengan teman, sekarang tidak ada lagi jualan bakso maupun jualan bersama teman," ujar seorang tenaga kebersihan Bireuen, Marliah Husen (54).

Warga Gayo Lues Positif Corona, Ini Daftar Orang yang Berinteraksi dengan Pasien, Termasuk 2 Dokter

Miris, Dalam Kondisi Terbaring Sakit Ibu Muda di Pidie Ini Rawat 3 Anak, Suami Telah Lama tak Pulang

Sempat Nol Kasus Kematian, China Tiba-tiba Cantumkan 1.290 Kasus Kematian Akibat Corona, Ada Apa?

Marliah adalah warga Geulanggang Teungoh, Kota Juang Bireuen, Sabtu (18/04/2020) salah satu di antaranya  menerima
bantuan dari organisasi sepeda Bireuen, Riek Bicah.

Sebagai tenaga kebersihan yang sudah bekerja 20 tahun lebih ia mendapatkan gaji Rp 1.650.000/bulan, setelah selesai menyapu ia membantu jualan bakso ada tambahan pendapatan minimal Rp 30.000/hari untuk kebutuhan hidup bersama seorang anaknya bernama Muhammad (22), sekarang hanya dari gaji saja tentunya bagian dampak langsung dari wabah virus corona.

"Banyak kawan kawan saya yang biasa jualan di sekolah-sekolah tidak jualan lagi karena sekolah libur dampak dari virus juga, ujarnya kepada Serambinews.com, Sabtu (18/4/2020).

Marliah mengaku sangat berterimakasih kepada pesepeda kelompok Riek Bicah Bireuen telah membantu mereka para petugas kebersihan apalagi dalam waktu dekat memasuki bulan puasa.

"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur peroleh bantuan berupa beras, minyak goreng dan gula," ujarnya usai menerima bantuan yang diserahkan pengurus Riek Bicah yang diketuai H Zainal di pendopo Bupati Bireuen.

Bantuan dari Riek Bicah sebanyak untuk 160 paket untuk 160 petugas kebersihan Bireuen, setiap paket berisi beras 5 kilogram, gula pasir 2 kilogram dan minyak goreng 1 kilogram.

Nurmala (52) seorang janda warga Desa Geulanggang Baro, Kota Juang Bireuen sebelum wabah corona muncul, ia berjualan di SMAN 2 Bireuen bersama sejumlah kaum ibu lainnya, setiap hari mendapatkan penghasilan sekitar Rp 40.000-50.000/hari, namun sejak sekolah libur ia tidak mengetahui kemana berjualan untuk mencari kebutuhan dapur hidup bersama lima anaknya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved