Sempat Nol Kasus Kematian, China Tiba-tiba Cantumkan 1.290 Kasus Kematian Akibat Corona, Ada Apa?
Angka kematian tersebut merupakan angka kematian baru hasil koreksi atas data kematian sebelumnya.
SERAMBINEWS.COM - Sebelumnya China telah mengungkapkan nol angka kematian akibat virus corona atau Covid-19.
Namun secara tiba-tiba, China mencantumkan angka kematian sebanyak hampir 1.300 kematian baru karena covid-19.
Rupanya, angka kematian tersebut bukan merupakan angka kematian baru.
Angka kematian tersebut merupakan angka kematian baru hasil koreksi atas data kematian sebelumnya.
Berdasarkan worldmeterets.info, terdapat 1.290 kematian baru di China.
Padahal sehari sebelumnya nol kematian.
Pejabat Wuhan menghubungkan angka baru itu sebesar 1.290 orang meninggal dunia, dengan laporan terbaru tentang kematian di luar rumah sakit.
Ia menambahkan bahwa pada sistem tersebut terdapat kesalahan input data sehingga kasus-kasus 'dilaporkan secara keliru'.
Beberapa kasus juga dihitung lebih dari satu kali dan pada yang lain terlewatkan sama sekali.
Selain itu, kekurangan kapasitas pengujian pada tahap awal, membuat banyak pasien yang terinfeksi tidak terdata.
China bersikeras tidak ada yang ditutup-tutupi.
Dilaporkan sebelumnya, korban meninggal akibat Covid-19 di Wuhan, China mencapai lebih dari 1.000 orang.
Angka tersebut lebih tinggi dari angka yang dilaporkan sebelumnya.
Badan Pencegahan dan Pengendalian Wuhan telah mengubah jumlah kematian dari 2.579 menjadi 3.869, meningkat lebih dari 50 persen, seperti dilansir Daily Star (17/4/2020).
• Besok, Sebagian Aceh Diprediksi Dilanda Hujan, Ini Data BMKG, Simak Infonya
• Ini Riwayat Perjalanan Warga Gayo Lues yang Positif Corona, dari Medan dan Sempat ke Lhokseumawe
• Dua Pelajar Asal China Diserang di Melbourne: Keluarlah Kamu dari Negara Kami!

Orang-orang yang memakai masker wajah tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan untuk mengambil salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei, China awal pada 8 April 2020. Ribuan warga yang lega mengalir keluar dari Wuhan China pada 8 April setelah pihak berwenang mengangkat kebijakan lockdown setelah berbulan-bulan karena virus corona, menawarkan beberapa harapan kepada dunia meskipun rekor kematian di Eropa dan Amerika Serikat. NOEL CELIS / AFP (NOEL CELIS / AFP)