Wow, Durasi Pemeriksaan Sampel di Balitbangkes Aceh Ternyata Lebih Lama dari Balitbangkes Jakarta
Durasi pemeriksaan merupakan hal yang penting, karena hal ini menyangkut kecepatan dalam pengambilan keputusan dan tindakan
Sebagai contoh, kasus santri asal Aceh Tamiang yang pulang dari Magetan pada 16 April 2020 lalu. Saat dilakukan rapid test pada 21 April, santri telah menunjukan gejala batuk, flu, dan nyeri tenggorokan, sehingga langsung dirujuk ke RSUZA.
“Seharusnya dalam 1x24 jam kita sudah mengetahui hasil RT PCR, tetapi sampai sekarang hasilnya masih simpang siur,” pungkas Purnama.
“Dan sekarang sudah bertambah empat PDP (pasien dalam pengawasan) lagi dari Aceh Tamiang yang hasil rapi test-nya positif,” imbuhnya.
Menurut Purnama, dengan terlambatnya keluar hasil RT PCR, membuat Pemkab Aceh Tamiang harus melakukan tracking terhadap orang-orang yang telah berinteraksi dengan PDP.
Hal itu membutuhkan alat rapid test yang banyak. Sementara rapid test yang diberikan Pemerintah Aceh kepada Pemkab Tamiang hanya 160 unit dari yang diajukan 2.000 unit.
“Aceh Tamiang merupakan daerah perbatasan. Kebutuhan rapid test bisa mencapai 10.000 karena setiap ODP (orang dalam pemantauan) yang masuk ke Aceh harus dilakukan rapid test minimal dua kali untuk mencegah penularan Covid-19,” ungkap dokter yang juga politisi ini.
• Pasca Lima Santri Positif Corona Versi Rapid Test, Aceh Tamiang Mulai Wajibkan Warga Pakai Masker
• Pulang dari Jawa Timur, Dua Santri Aceh Besar yang Dirawat di RSUZA Dilakukan Test Swab
• Imam Masjid Madinah Menangis Terisak Saat Membacakan Doa Qunut di Malam Pertama Shalat Tarawih
Terlambatnya hasil RT PCR terhadap santri asal Aceh Tamiang ini juga membuat pemerintah kabupaten/kota lainnya juga lambat mengambil sikap.
Sebab informasi yang didapat dr Purnama, santri yang pulang dari Magetan, Jawa Timur, bukan hanya ada di Aceh Tamiang saja, tetapi juga ada di beberapa kabupaten/kota lainnya, termasuk di Aceh Besar.
“Santri yang pulang dari Magetan ternyata bukan hanya di Aceh Tamiang, tetapi tersebar di beberapa daerah. Mereka harus dilakukan isolasi mandiri dan rapid test,” ujar dr Purnama.(*)