Relawan Covid 19
Kisah Relawan RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Asal Nagan, Shalat Pakai APD hingga Tahan Berbuka
sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.
Penulis: Rizwan | Editor: Mursal Ismail
sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.
Laporan Rizwan | Nagan Raya
SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Alat Pelindung Diri (APD) menjadi kewajiban yang harus dipakai ketika dinas di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.
“Kalau dinas itu, APD tidak boleh dibuka sedikit pun,” tutur Andi Syahril AMdAK (32), relawan RS Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.
Andi Syahril adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Nagan Raya yang bertugas di RSUD Sultan Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya.
Namun, sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.
Diwawancarai Serambinews.com, Rabu (29/4/2020) melalui pesan WhatsApp, Andi mengaku memiliki kesan tersendiri atas tugas mulianya itu.
Apalagi saat ini dalam Bulan Ramadhan 1441 Hijriah.
"Kalau dalam bulan puasa ini paling ketika kita sedang dinas, ya waktu berbuka dan sahur paling berdoa saja yang bisa kita baca.
Kita tidak bisa makan dan minum,” kata anak pertama dari lima bersaudara tersebut.
• Presiden Iran Minta AS Sebut Teluk Persia, bukan Teluk New York
• Pangdam IM Mayjen TNI Hasanuddin Jumpai Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haythar, Ini yang Dibahas
• Nelayan Aceh Barat Rata-rata Terdampak Covid-19, Ini Harapan Panglima Laot
Andi menuturkan bahwa APD tidak boleh dibuka sedikit pun ketika jam dinas, sehingga berbuka puasa pun tak bisa ia lakukan, jika sedang dinas hingga tugasnya itu selesai.
Bahkan, jika sedang berdinas, pria ini mengaku tetap harus menggunakan APD saat shalat.
“Jam dinas malam hingga pagi hari. Demikian juga dinas siang hingga malam hari,” ujarnya.
Ia mengaku sangat rindu untuk sahur dan berbuka puasa bersama adik dan keluarganya di Nagan Raya.
“Kalau di kampung biasa Ramadhan ini sore bantu jualan aneka kue basah dan bagi takjil ke saudara yang membutuhkan,” cerita Andi.