Breaking News

Relawan Covid 19

Kisah Relawan RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Asal Nagan, Shalat Pakai APD hingga Tahan Berbuka

sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.

Penulis: Rizwan | Editor: Mursal Ismail
FOTO PRIBADI
Andi Syahril, relawan RS Darurat Corona Wisma Atlet, Jakarta, asal Nagan Raya, Senin (13/4/2020). 

sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.

Laporan Rizwan | Nagan Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Alat Pelindung Diri (APD) menjadi kewajiban yang harus dipakai ketika dinas di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta. 

“Kalau dinas itu, APD tidak boleh dibuka sedikit pun,” tutur Andi Syahril AMdAK (32), relawan RS Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.

Andi Syahril adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Nagan Raya yang bertugas di RSUD Sultan Iskandar Muda (SIM) Nagan Raya. 

Namun, sejak jauh hari sebelum Ramadhan 1441 Hijriah ini, pria lajang ini menjadi relawan medis di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.

Diwawancarai Serambinews.com, Rabu (29/4/2020) melalui pesan WhatsApp, Andi mengaku memiliki kesan tersendiri atas tugas mulianya itu. 

Apalagi saat ini dalam Bulan Ramadhan 1441 Hijriah. 

"Kalau dalam bulan puasa ini paling ketika kita sedang dinas, ya waktu berbuka dan sahur paling berdoa saja yang bisa kita baca.

Kita tidak bisa makan dan minum,” kata anak pertama dari lima bersaudara tersebut.

Presiden Iran Minta AS Sebut Teluk Persia, bukan Teluk New York

Pangdam IM Mayjen TNI Hasanuddin Jumpai Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haythar, Ini yang Dibahas

Nelayan Aceh Barat Rata-rata Terdampak Covid-19, Ini Harapan Panglima Laot

Andi menuturkan bahwa APD tidak boleh dibuka sedikit pun ketika jam dinas, sehingga  berbuka puasa pun tak bisa ia lakukan, jika sedang dinas hingga tugasnya itu selesai. 

Bahkan, jika sedang berdinas, pria ini mengaku tetap harus menggunakan APD saat shalat.

“Jam dinas malam hingga pagi hari. Demikian juga dinas siang hingga malam hari,” ujarnya. 

 Ia mengaku sangat rindu untuk sahur dan berbuka puasa bersama adik dan keluarganya di Nagan Raya.

 “Kalau di kampung biasa Ramadhan ini sore bantu jualan aneka kue basah dan bagi takjil ke saudara yang membutuhkan,” cerita Andi.

Dari hatinya paling terdalam, ia juga berpesan kepada warga di mana saja agar tak mudik tahun ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. 

"Kalau masih banyak yang mudik, iya sedih dan ingin menangis.

Kami di sini sia-sia berjuang dan berkorban masih banyak yang melanggar aturan pemerintah,” katanya. 

Panggilan hati 

Seperti diberitakan sebelumnya, pria ini mengaku terpanggil hati untuk menjadi relawan di RS Darurat covid-19 karena ingin mengabdi kepada bangsa dan negara.

"Panggilan hati dan kalau bukan sekarang kapan juga kita berbakti pada bangsa dan ibu pertiwi," ujar Andi ketika diwawancarai Serambinews.com melalui pesan WhatsApp, Senin (13/4/2020).

Andi menjadi relawan bersama seorang lainnya asal Aceh yakni Rabiatun Adawiyah (29) asal Kota Subulussalam yang keduanya kini relawan di RS Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta dengan penempatan tugas Ruang Laboratorium.

Andi mengaku terdapat sejumlah tantangan yang dilalui ketika niatnya ingin menjadi relawan ke RS Darurat Covid.

Tetapi akhirnya berjalan lancar atas dukungan keluarga dan RSUD SIM Nagan Raya.

"Alhamdulillah berkat tekad dan semangat akhirnya Allah mengizinkan untuk menjadi salah satu putra terbaik yang mewakili Aceh untuk membantu penanganan Covid-19.

Di sini (RS Darurat Covid) ada dua dari Aceh yakni Rabiatun Adawiyah dari Subulussalam," kata Andi, anak pertama dari lima bersaudara warga Kuta Baro Jeuram Kecamatan Seunagan, Nagan Raya.

Andi Syahril ternyata sudah 10 tahun menjadi PNS di Pemkab Nagan Raya merupakan alumni Akademi Analis Kesehatan Banda Aceh tahun 2009 silam.

"Kesannya iya namanya manusia biasa saat menggunakan APD (alat pelindung diri) lengkap saat masuk ke RS Wisma Atlet sangat tidak nyaman.

Haus dan lapar kita tidak bisa buka. Kencing saja tidak bisa. Tidur harus pakai APD," kata Andi.

Ia mengaku untuk shalat pun kalau lagi dinas harus pakai APD.

Walaupun nyawa menjadi taruhannya kami tetap semangat menjalankan tugas yang mulia ini," kata pria yang memiliki akun Facebook (FB) Sultan Syahril.

Andi mengakui kesan lain adalah saat mengunakan APD lengkap semua terbatas mulai dari penglihatan pendengaran dan juga ruang gerak terbatas.

"Takut iya takut tapi demi senyum dan raga yang lain tetap semangat.

Rasa takut itu akan hilang sendirinya jika kita selalu dekat dengan Allah," ungkap Andi ketika ditanyai selama ini bertugas di RS Darurat Covid Wisma Atlet Jakarta.

Menurut amatan di FB milik Andi Syahril terlihat kesibukan dan tenaga medis memakai APD lengkap serta beberapa tulisan bentuk motivasi.

"Bangga bisa mewakili Aceh di garda terdepan saat ini. Kita harus benar serius mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang dibuat pemerintah siapa pun dia dimana pun dia.

Walaupun sudah menggunakan APD lengkap kita tetap masih punya risiko tertular apa lagi tidak pakai APD.

Semoga Aceh tidak bertambah angka positif Covid-19. Jangan jauhi orangnya, tapi jauhi penyakitnya dengan memutuskan mata rantai penularannya," pesan Andi Syahril. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved