Luar Negeri

WHO: Penyemprotan Disinfektan Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap penyemprotan cairan disinfektan di jalan-jalan

Editor: M Nur Pakar
AFP/File/ISHARA S. KODIKARA
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan untuk membersihkan jalan sebagai tindakan pencegahan virus Corona di Kolombo, Sri Lanka pada 10 Mei 2020. 

SERAMBINEWS.COM, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap penyemprotan cairan disinfektan di jalan-jalan.

WHO menilai tindakan itu yang dilakukan di beberapa negara, tidak akan menghilangkan virus Corona, tetapi sebaliknya menimbulkan risiko kesehatan.

Dalam sebuah dokumen tentang membersihkan dan mendisinfeksi permukaan sebagai bagian dari respons terhadap virus, WHO mengatakan penyemprotan cairan disinfektan tidak efektif.

"Penyemprotan atau pengasapan luar ruangan, seperti jalan-jalan atau pasar, tidak ... tidak disarankan.”

“Cara itu tidak akan membunuh virus COVID-19 atau patogen lain karena disinfektan tidak bisa aktif dengan kotoran dan kotoran," jelas WHO.

"Bahkan dengan tidak adanya bahan organik, penyemprotan kimia tidak mungkin cukup untuk menutupi semua permukaan selama durasi kontak yang diperlukan untuk menonaktifkan patogen."

WHO Cari Penyebab Virus Corona Terus Bermutasi, dari Hewan ke Manusia

Gara-gara Cina Dukung WHO, AS Tolak Resolusi Gencatan Senjata di Negara Berkonflik

WHO Sebut Orang Terinfeksi Corona tak Kebal untuk Serangan Kedua

WHO mengatakan jalan dan trotoar tidak dianggap sebagai "reservoir infeksi" COVID-19, dan penyemprotan disinfektan di luar ruangan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dilansir AFP, Minggu (17/5/2020), dokumen tersebut juga menekankan menyemprot individu dengan disinfektan juga tidak direkomendasikan dalam keadaan apapun.

"Ini bisa berbahaya secara fisik dan psikologis dan tidak akan mengurangi kemampuan orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus melalui tetesan atau kontak," kata dokumen itu.

Penyemprotan klorin atau bahan kimia beracun lainnya pada orang dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit, bronkospasme dan efek gastrointestinal, tambahnya.

Organisasi ini juga memperingatkan terhadap penyemprotan secara sistematis dan pengasapan disinfektan ke permukaan di dalam ruangan, mengutip sebuah penelitian yang menunjukkan juga tidak efektif.

"Jika desinfektan diterapkan, ini harus dilakukan dengan kain atau lap yang telah direndam dalam cairan disinfektan," katanya.

Virus SARS-CoV-2, penyebab pandemi yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang di seluruh dunia sejak kemunculannya pada akhir Desember 2019 di Cina, dapat melekat pada permukaan dan benda.

Namun, tidak ada informasi yang tepat saat ini untuk periode di mana virus tetap menular di berbagai permukaan benda.

Penelitian telah menunjukkan bahwa virus dapat bertahan pada beberapa jenis permukaan selama beberapa hari.

Namun, durasi maksimum ini hanya teoretis karena dicatat dalam laboratorium dan harus dibuktikan dengan hati-hati di lingkungan dunia nyata.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved