Bisa Menyulitkan untuk Mengatasinya, Kasus Baru di China Tunjukkan Gejala Virus Corona Dapat Berubah
Fakta tersebut disampaikan oleh salah satu dokter perawatan klinis top China Dr Qiu Haibo, (19/5/2020) setelah melakukan tes asam nukleat negatif
Para peneliti di seluruh dunia berusaha memastikan apakah virus tersebut bermutasi dengan cara yang signifikan untuk menjadi lebih menular ketika menyebar melalui populasi manusia, meski menuai banyak kritikan.
Dr Qiu mengatakan bahwa dokter juga memperhatikan bahwa pasien di klaster timur laut tampaknya mengalami kerusakan sebagian besar di paru-paru mereka.
Sementara pasien di Wuhan menderita kerusakan multi-organ di jantung, ginjal, dan usus.
Para pejabat meyakini klaster baru di negaranya berasal dari orang yang melakukan kontak dengan pendatang dari Rusia.
Kasus di Rusia
Menurut Dr Qiu, urutan genetik yang diteliti telah menunjukkan kecocokan antara kasus di timur laut dan yang terkait dengan Rusia.
Di antara kasus itu, hanya sepuluh persen yang mengalami kritis dan 26 orang telah dirawat di rumah sakit.
Provinsi-provinsi di timur laut telah memerintahkan penerapan penguncian, menghentikan layanan kereta api, menutup sekolah-sekolah, dan menyegel tempat tinggal.
"Orang tidak boleh berasumsi bahwa puncak pandemi telah lewat atau menurunkan penjaga mereka. Sangat mungkin epidemi itu akan berlangsung lama," kata Dr Wu Anhua, seorang dokter penyakit menular senior China.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)
• Contoh Khutbah Sholat Idul Fitri di Rumah, Lengkap dengan Panduan dan Ketentuannya
• Langgar Aturan dan Pesta Miras saat Lockdown, Wali Kota Ini Pura-pura Mati saat Digerebek Polisi
• Penghujung Ramadhan, Ini Doa Akhir Ramadhan yang Dibaca Rasulullah Agar Bisa Berjumpa Tahun Depan
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Kasus Baru di China Tunjukkan Kemungkinan Gejala Virus Corona Bisa Berubah