Seniman Berkarya
Djamal Sharief, Sekali Pergi Sekali Pulang
Salah seorang aktor penting Aceh, Djamal Sharief, berharap pandemi Covid-19 segera berlalu. Corona telah "memenjarakan manusia" di rumah masing...
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Laporan Fikar W Eda | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Salah seorang aktor penting Aceh, Djamal Sharief, berharap pandemi Covid-19 segera berlalu. Corona telah "memenjarakan manusia" di rumah masing-masing. "Petani tak bisa ke sawah/nelayan tak bisa melaut/pedagang tak bisa ke pasar/pelajar tak bisa sekolah/ pegawai tak bisa ke kantor/jamaah tak bisa beribadah," kata Djamal memberi tamsil dalam baris puisi.
Lalu bagaimana dengan nasib seniman? Sama saja. Seniman juga terkurung. jadwal kegiatan berantakan dan dibatalkan. seniman yang bergantung dengan seni pertunjukan, harus tiarap sempurna saat ini.
"Kelak semua kita tentu berharap pandemik ini segera enyah dari bumi Nusantara sehingga semua kegiatan bisa kembali normal," lanjut Djamal.
Tapi melihat perkembangan yang ada, Djamal, seperti juga yang lainnya, tidak kuasa memberi prediksi kapan pandemik berakhir, selain hanya harapan agar segera berlalu.
"Akan tetapi saat itu masih di ambang pintu, entah kapan. Namun besar harapan sebagai pekerja seni sangat berharap kepada lembaga terkait agar membuat program pertunjukan via daring sehingga seniman bisa mendapat penghasilan. Jadi tidak hanya mendapat bantuan dana cuma-cuma," Djamal mengusulkan.
Alasan itulah, Djamal bersama rekan-rekannya, Murtala, Raihan Diani, Ajes, menggagasi beberapa kegiatan di masa pandemi. Salah satunya menggelar Lomba Baca Puisi Tingkat SD se Provinsi Aceh secara virtual. Pendaftaran ditutup tanggal 12 Juni 2020 ini.
• Polresta Rapid Test Massal Personel di Jajarannya, Ternyata Ada 37 Tahanan Ikut Dites, Ini Hasilnya
• Ketua DPRK Aceh Tengah : Kami Masih Berupaya Mendamaikan Bupati Shabela dengan Wabup Firdaus
• Berduaan di Doorsmeer, Pasangan Bukan Muhrim di Aceh Tamiang Diamankan Warga
"Agar kita tetap menjaga kreativitas meski pandemi. sekaligus sebagai jalan seniman tetap berkarya dan menggalang dana," katanya.
Pandemi Covid boleh saja "memenjarakan" manusia, tapi tidak dengan ide, gagasan, pikiran, dan kreativitas, kata Djamal. Lomba baca puisi virtual untuk SD yang digagas, adalah salah satu cara "mendekatkan" para siswa dengan teman-temannya, setelah pembatasan ke sekolah.
"Melalui forum itu, siswa berinteraksi secara daring, semoga mereka tetap bergembira," lanjut Djamal mengenai lomba untuk siswa sekolah dasar itu.
Lahir dengan nama lengkap Djamaluddin Al-Ahkami Bin Mohd Sharief HM, pada 1970 di perantauan kota dingin, Bukittinggi Sumatera Barat. Djamal putera ke-8 dari pasangan ayah Mohd Sharief HM (alm) dan ibu Maimunah Abu (alm). Pendidikan dasar hingga menengah atas ia jalani di kampung ibundanya, Matang Glumpang Dua – Peusangan, Bireuen.
Lalu pindah ke Banda Aceh 1989 untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. "Tapi, kesempatan kuliah baru saya jalan 1992 di AMIKI Banda Aceh, selesai 1996," kenang Djamal mengenai perjalanan pendidikannya.
Setahun kemudian, Djamal Sharief berangkat ke Padangpanjang, kuliah di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), sekarang Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang – Sumatera Barat Jurusan Seni Teater, selesai tahun 2005.
“Sekali pergi dan sekali pulang,” begitu akunya, sebab saat berangkat kuliah tahun 1997, tak pernah pulang lagi hingga saat tamat di tahun 2005. Saat ini tinggal dan menetap di Kuta Baro Regency, Aceh Besar. Ia adalah sedikit dari generasi Aceh yang meraih sarjana bidang teater.
• 10 Tahun Meninggalnya Hasan Tiro, In Memoriam Berakhirnya Sebuah Catatan Harian