Video
VIDEO – Kondisi Terkini Kompleks Karantina Haji Pertama di Indonesia, di Pulau Rubiah Sabang
Kompleks Karantina Haji pertama di Indonesia ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di Pulau Rubiah yang berada di Sabang.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Para wisatawan hanya tahu Pulau Rubiah memiliki laut yang indah dan tempat mandi yang mengasyikkan.
Sangat sedikit pengunjung yang tahu ada sesuatu yang sangat istimewa di pulau itu.
Ini karena kurangnya petunjuk dan papan atau prasasti yang menjelaskan sejarah Pulau Rubiah dan bangunan-bangunan apa saja yang pernah ada di sana.
Saat ini, di Pulau Rubiah hanya ada dua prasasti, yaitu satu tentang penjelasan karantina haji (tidak detail dengan fasilitas yang dimiliki), dan satu lagi tentang situs makam Siti Rubiah.
Saat kami berkunjung pada Sabtu 6 Juni 2020, kompleks pusat karantina haji di Pulau Rubiah ini terlihat seperti kurang perawatan.
Selain dipenuhi semak belukar, beberapa bagian bangunan seperti asrama dan dapur kini dalam kondisi rusak.
Beberapa pintu dan jendela terlihat sudah berpindah dari tempatnya.
Beberapa bagian loteng dan atap juga terlihat sudah bocor.
Sekeliling kompleks itu juga terlihat mulai tertutup rimbunnya pepohonan.
Selain batu prasasti yang menjelaskan sekilas kompleks karantina haji, tidak ada papan penunjuk tentang bangunan-bangunan apa saja yang ada di lokasi tersebut.
Selain menyimpan kompleks pusat karantina haji pertama di Indonesia, di Pulau Rubiah juga terdapat makam Ummi Sarah Rubiah atau Siti Rubiah yang merupakan istri dari Teungku di Iboih.
Di Pulau ini, juga terdapat spot snorkling dan diving yang selalu ramai pada akhir pekan.
Namun, saat kami datang berkunjung, Pulau Rubiah masih sepi karena baru saja dibuka setelah tiga bulan ditutup akibat pandemi Covid-19.(*)