Seniman Berkarya
Pelukis Mural Asal Aceh Ini Berawal Pekarya Jalanan di Jakarta, Kini Karyanya Bertebar di Banda Aceh
Karya-karya muralnya kini bertebaran di hampir setiap sudut Kota Banda Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
“Guru” lainnya Jujun Artistik di Depok dan almarhum Morenk.
Wadi juga sempat ikut kegiatan pelukis ternama Aceh, almarhum Round Kelana.
“Saya belajar begitu rupa, lebih banyak informal. Bergaul, menimba ilmu dari para senior-senior saya,” ujar Iswadi.
Iswadi lama menetap di Jakarta. Ikut berbagai kegiatan seni di ibu kota. Baru kemudian 2007 ia pulang ke Banda Aceh dan bergabung sesama perupa di Banda Aceh.
Membuat diskusi kecil-kecilan, berposko di Darussalam, membentuk Komunitas Apotek Wareuna tadi.
“Dan juga semua teman-teman di dalam komunitas termasuk bagian dari guru saya, apabila ada ilmu-ilmu yang bisa saya petik dan ambil untuk kemajuan dalam bidang seni,” sambung Iswadi.
Lahir di Geuleudieng, 30 Juni 1977. Iswadi kini berdomisili di Punge Jurong, Banda Aceh.
Ia juga bergiat di bidang desain grafis dan mengembangkan usahanya melalui website.
Iswadi mempersilahkan menjenguk karya-karyanya di web usahanya: art_wadi@yahoo.com: https://creativemarket.com/ graphobia: https://designbundles.net/ graphobia: https://thehungryjpeg.com/ graphobia/
“Saya harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, sehingga bisa berkembang sedemikian rupa,” ujar Iswadi tentang usaha digitalnya itu. Ia juga merambah ke youtube.
Proses berkaryanya ditampilkan di youtube termasuk pengajaran-pengajaran membuat komik dan sebagainya.
“Selaku seniman seni rupa, saya mencoba bertanggung jawab dengan imajinasi, mencari kesibukan yang tak mesti meratap-ratap pada keadaan.
Ya, apapun selalu bersyukur atas karunia Allah SWT atas talenta dan pantang menyerah dalam melakukan hal-hal kecil, dengan selalu mencari solusi.
Saya sendiri tanpa terasa biasanya mengandalkan hal manual dalam berkarya baik melukis di kanvas, watercolor di kertas , mural di tembok-tembok dan sebagainya, perlahan dengan perkembangan zaman berinovasi ke grafis,” ujarnya.
Tapi Iswadi tidak melupakan proses-prosesnya berkarya secara manual, sebagai pijakan dasarnya.