16 Juni 1948 dalam Sejarah
Seulawah, Burung Besi yang Kini Teronggok Sepi
Replika yang di Blangpadang ini diresmikan Panglima TNI Jenderal LB Moerdani pada 30 Juli 1984.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
”...pintu rumah Blangkejeren sudah selesai tetapi membawa minuman sendiri...”. yang diterima pimpinan Seulawah RI-001, OU Wiweko Soepeno.
Itu artinya bahwa senjata sudah siap diangkut dan mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri.
Misi rahasia yang dipimpin Wiweko itu berhasil sukses.
Seulawah mendarat mulus pada malam hari di Blang Bintang dengan panduan cahaya obor dan lampu mobil ke landasan.
Peristiwa penting ini terjadi pada 8 Juni 1949. Senjata yang diseludupkan jenis Bren Inggris seharga US$ 8.000 Sn US$ 10.000 yang dibayarkan pada September dan Oktober 1949.
Selang beberapa waktu kemudian dilakukan penyelundupan kedua kali dengan sasaran pendaratan di Lhok Nga.
Senjata yang dibawa Brend Inggris 6 buah, cadangan laras senjata 150 pucuk dan amunisi.
Penyelundupan yang kedua inipun dilakukan pada malam hari.
***
Kenangan sosok ”Seulawah” mengapung kembali hari ini, 16 Juni.
Sebuah kenangan yang -- boleh jadi -- sudah dilupakan.
Hotel Atjeh tempat jamuan makan malam dengan Soekarno itu sudah hilang jejak.
Tinggal tiang pancang yang oleh beberapa seniman Aceh diperingati dalam sebuah pertunjukan ”mengenang tangis Soekarno.”(fikar w.eda)