16 Juni 1948 dalam Sejarah
Seulawah, Burung Besi yang Kini Teronggok Sepi
Replika yang di Blangpadang ini diresmikan Panglima TNI Jenderal LB Moerdani pada 30 Juli 1984.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
Dikomersilkan di Myanmar
Tak hanya menyokong kemerdekaan Indonesia, pesawat Seulawah yang dibeli oleh rakyat Aceh juga memaikan peran penting di negara Burma (kini Myanmar).
Sebeb itu pula, replika pesawat ini ada di Museum Rangoon, Myanmar.
Pemerintah Myanmar merasa berhutang budi kepada Seulawah karena telah ikut menjadi pesawat angkut di negara tersebut pada 1949.
Di negeri itulah untuk pertama kali pesawat yang diregistrasikan RI-001 dikomersilkan kepada Pemerintah Burma yang ketika itu sedang menghadapi pemberontakan dalam negeri.
Pemerintah Burma membutuhkan angkutan udara untuk membantu perjuangan militernya menumpas gerakan pembertontak ekstrim kiri dan eksrim kanan.
Ceritanya begini.
Selesai menjalani perawatan di Calcutta India, Seulawah diterbangkan menuju Rangoon, Burma, pada 26 Januari 1949 dan langsung mendapat tugas penerbangan sebagai pesawat carteran dan terlibat dalam berbagai misi operasi militer di negara tersebut.
Menurut catatan sejarah yang dikumpulkan oleh Subdisjarah TNI AU dalam buku ”Peran TNI AU Pada Masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia 1946-1949” (2001), kebijakan menyewakan Seulawah RI-001 itu dalam rangka mengatasi keuangan yang mulai suram.
Mengingat hubungan dengan Pemerintah Pusat yang berkedudukan di Yogyakarta terputus akibat diduduki Belanda pada 19 Desember 1948.
Keadaan ini menimbulkan persoalan pembiayaan pemeliharaan pesawat yang ketika itu masih menjalani perawatan di Calcutta India.
Beruntung sewa carteran dibayar secara tunai.
Biaya itu digunakan menutupi seluruh kebutuhan.
Opsir Udara (OU) II Wiweko Supeno, perwira senior Angkatan Udara dan beberapa awak pesawat lainnya memiliki gagasan untuk memberdayakan Seulawah dengan mengubah statusnya menjadi perusahaan penerbangan sipil, dengan tujuan komersil dan sekaligus politis.
Tapi gagasan itu tidak serta merta dapat diwujudkan di India karena di sana telah ada ada perusahaan penerbangan Indian National Airways (INA).