JURNALISME WARGA
Agar Tak Jatuh Terkulai karena Corona
Pertama kali membaca berita tentang virus Corona lima bulan lalu, hati saya deg-degan, gelisah mulai melingkupi diri
Kalau untuk menjelajahi artikel penting terkait tentang corona saya lebih sering merujuk ke Kompas dan media nasional lainnya yang kuat reputasinya sebagai sumber referensi. Belakangan saya juga sangat jengkel dan resah dengan kehadiran segala macam media baru yang justru abal-abal atau sekadar mengejar rating pembaca. Pemberitaan mereka terkadang bikin kita tambah stres dan imun tubuh berkurang.
Hari-hari yang saya lalui, setelah keadaan mulai kondusif--sambil terus bekerja seperti biasa--sikap antipasi terhadap wabah corona ini tetap menjadi acuan saya. Paling tidak, segala kemungkinan yang tidak diinginkan tak akan pernah terjadi di daerah saya tercinta, seperti di desa tempat saya tinggal, rumah, dan lingkungan sekitar.
Saya paling sedih jika yang jadi korban corona dari kalangan anak-anak. Itu yang saya takuti sebenarnya. Selama masa corona ini saya tak tahu harus bertindak apa lagi. Karena segala kekalutan telah bersarang di dalam jiwa. Saya sendiri mengakui bahwa virus corona ini adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, di mana kematian serasa semakin dekat bagi setiap jiwa. Semoga kita selamat melewati era pandemi ini.