Update Corona di Aceh
Jika Pandemi Covid-19 Berlanjut, Ini Skenario Penyelenggaraan Pendidikan di Aceh
bagaimana kelak proses belajar-mengajar (PBM) dilaksanakan di Aceh di tengah jumlah kasus corona yang makin pesat pertambahannya?
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Juli sudah di ambang pintu. Hanya dua pekan lagi sekolah-sekolah akan mulai aktif kembali sesuai skenario 'new normal' di era pandemi Covid-19.
Lalu, bagaimana kelak proses belajar-mengajar (PBM) dilaksanakan di Aceh di tengah jumlah kasus corona yang makin pesat pertambahannya?
Apakah melalui tatap muka, belajar di rumah, atau kombinasi dari keduanya?
Untuk mengetahui bagaimana skenario yang sudah dirancang menjelang masuknya tahun ajaran baru 2020/2021 pada Juli besok , Serambinews.com menghubungi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh, Drs Rachmat Fitri HD MPA di Banda Aceh, Selasa (30/6/2020) pagi.
Menurutnya, untuk kesiapan menyambut tahun ajaran baru terhitung Juli lusa, Disdik Aceh sudah menyiapkan Standard Operating Prosedure (SOP)/Protokol Pendidikan dengan semua skenario pembelajaran, baik itu proses belajar-mengajar (PBM) tatap muka maupun lanjut belajar di rumah (BDR).
• Salah Satu Aset Terbesar, Berapa Uang yang Dihasilkan Freepot, & Mengapa Indonesia Tak Kunjung Kaya?
• Jokowi Marah saat Sidang Kabinet Paripurna, Rocky Gerung: Anggap Saja Drama Korea Istana
• Aktivitas Baru di Laut China Selatan, Ilmuan Temukan Waduk Air Tawar di Pulau Buatan Beijing
Rachmat Fitri menyatakan, pembelajaran tatap muka pada Juli nanti bertumpu pada prinsip dasar bahwa
a) guru, tenaga pendidikan, dan siswa tidak menularkan Covid-19,
b) guru, tenaga pendidikan, dan siswa dari zona merah tidak diperbolehkan mengikuti PBM tatap muka;
c) menjaga jarak (social distancing and physical distancing, dan
d) tidak ada jual beli makanan dan minuman dalam lingkungan sekolah/madrasah.
Prinsip dasar lainnya adalah pihak sekolah selalu berkonsultasi dengan otoritas kesehatan setempat, tidak menggunakan penanda kehadiran secara 'fingerprint', dan warga sekolah yang berasal dari keluarga orang dalam pengawasan (ODP) dilarang ke sekolah.
"Pendeknya kita atur sedemikian rupa prinsip dasar protokol kesehatan di bidang pendidikan ini. Cakupannya meliputi guru, tenaga pendidikan, dan siswa sejak dari rumah ke sekolah, selama di berada sekolah, dan kemudian dari sekolah ke rumah," ujar Rachmat Fitri.
• Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Soleimani, Iran Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Donald Trump
• Lamsujen di Kaki Gunung Geurutee, Menyantap Durian Sambil Menikmati Sungai yang Membelah Bebatuan
• Tidak Perlu Krim Pemutih, Cukup Konsumsi 5 Buah Ini Untuk Dapatkan Kulit Cantik dan Sehat
Untuk langkah awal, lanjut Rachmat, Disdik Aceh memastikan bahwa setiap satuan pendidikan (sekolah) siap melaksanakan protokol kesehatan dan SOP pendidikan. Seterusnya dilaksanakan simulasi.
Hasil-hasil simulasi inilah, lanjut Rachmat Fitri, yang dilaporkan kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh, dalam hal ini Plt Gubernur Aceh mengenai sekolah mana saja yang sudah siap untuk diberikan rekomendasi melaksanakan PBM tatap muka atau justru lanjut BDR.