Update Corona di Aceh

Jika Pandemi Covid-19 Berlanjut, Ini Skenario Penyelenggaraan Pendidikan di Aceh

bagaimana kelak proses belajar-mengajar (PBM) dilaksanakan di Aceh di tengah jumlah kasus corona yang makin pesat pertambahannya?

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Rachmat Fitri HD, Kepala Dinas Pendidikan Aceh. 

"Kita harus ekstrahati-hati sekali dalam hal ini. Soalnya, kita masih sangat sulit untuk patuh dan tunduk pada ikhtiar apa yg disepakati dalam protokol kesehatan. Apa lagi amaran ini hanya diemban oleh pemerintah," ujarnya.

Ia berharap ke depan agar para tokoh, baik ulama dan tokoh masyarakat lainnya, mau memerankan fungsinya agar masyarakat melakukan ikhtiar bersama (protokol kesehatan), khususnya jajaran pendidikan untuk berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Semakin tidak disiplin kita, semakin banyak kasus Covid-19 di Aceh, dan semakin lama lagi anak-anak kita harus belajar di rumah," kata mantan wakil bupati Aceh Barat ini.

Sebagaimana diketahui, pemerintah merencanakan akan memulai tahun ajaran baru 2020/2021 dengan melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, setelah sistem pembelajaran daring dilaksanakan hampir satu semester seiring dengan meningkatkan eskalasi penularan virus corona di negeri ini, tak terkecuali di Aceh.

Wanita Lansia 64 Tahun Melahirkan Anak Pertama, Setelah Lewati Percobaan Selama 47 Tahun

Waduh, Ternyata Persentase Sembuh Pasien Corona di Indonesia Lebih Rendah dari Dunia

 

Namun, skenario itu bisa berubah jika di provinsi atau kabupaten/kota tertentu jumlah kasus Covid-19 justru bertambah dan belum menunjukkan tren menurun.

Begitupun, menyongsong tahun ajaran baru tersebut, sejumlah sekolah, di antaranya MTsN Teladan Banda Aceh, sudah membagikan selembar surat pernyataan kepada orang tua murid bersamaan dengan waktu pembagian rapor siswa, Sabtu pekan lalu.

Surat tersebut berisi penyataan bahwa orang tua murid mengizinkan anaknya untuk sekolah secara tatap muka mulai 13 Juli 2020 dan tidak akan menuntut pihak sekolah jika dalam masa tersebut anak terpapar Covid-19.

Pantauan Serambinews.com pada Sabtu (20/6/2020) lalu, tidak semua orang tua murid mau menandatangani surat pernyataan itu.

Sebagian malah pulang tanpa mencantumkan namanya di kolom nama dari surat pernyataan itu, apalagi menandatanganinya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved