Berita Abdya
Bupati Akmal Sebut Jengkol Sumber Pendapatan Baru Masyarakat Abdya, Ini Nilai Ekonominya
Akmal menganggap, buah yang mengeluarkan bau khas itu adalah sumber pendapatan baru bagi warga Abdya.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Saifullah
Laporan Rahmat Saputra | Abdya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Bagi sebagian orang yang tidak suka, mungkin akan menghindari jengkol. Namun, tidak bagi Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim SH.
Akmal menganggap, buah yang mengeluarkan bau khas itu adalah sumber pendapatan baru bagi warga Abdya. Hal ini tak aneh karena bagi orang yang memiliki kebun jengkol seluas 1 hektare, bisa menghasilkan uang mencapai Rp 50 juta hingga Rp 200 juta per tahun.
Bahkan, ada seorang petani jengkol di Kecamatan Lembah Sabil, setiap kali panen bisa naik umrah ke Tanah Suci.
Hal tersebut disampaikan Bupati Abdya, Akmal Ibrahim SH saat menjamu rombongan Harian Serambi Indonesia, Selasa (30/6/2020) malam, di pendopo bupati setempat.
Rombongan Harian Serambi Indonesia yang hadir dalam silaturahmi itu adalah, Pemimpin Redaksi, Zainal Arifin M Nur, Pemimpin Perusahaan, Mohd Din, Manajer Percetakan Firdaus, Manajer Multimedia Safriadi Syahbuddin, Kepala Perwakilan Harian Serambi Indonesia Blangpidie, Drs H Zainun Yusuf, dan sejumlah rombongan lainnya.
• Aceh Bisa Dapat Sumber Migas Baru dari Blok Singkil dan Meulaboh
• Siapkan Ruang Isolasi di Akper Ibnu Sina, Pemko Sabang Komit Cegah Hingga Tangani Pasien Covid-19
• Kodim Bireuen Bangun Rumah Warga Miskin di Blang Panjoe Kutablang
"Jadi, jengkol Abdya ini sangat unggul. Kalau jengkol daerah lain, satu pohon 100 kilogram (kg) hingga 300 kg per batang. Kalau jengkol Abdya yang umurnya di atas 10 tahun, sekali panen ada yang mencapai 500 kilogram hingga 1 ton lebih," ujar Akmal Ibrahim.
Menurut Akmal, dalam satu batang pohon jengkol, petani bisa menghasilkan jutaan rupiah. Jika satu kilogram harganya Rp 6.000, maka pada satu batang petani bisa menghasilkan uang Rp 300 ribu hingga Rp 6 juta lebih.
"Itu 1 batang, kalau satu hektare, bisa menghasilkan Rp 30 juta hingga Rp 200 juta. Karena, satu hektare itu maksimal pohon jengkol itu 50 batang. Di Lembah Sabil, seorang petani sudah tiga kali naik umrah dari hasil panen jengkol ini," ungkapnya.
Akmal melanjutkan, jengkol adalah tanaman yang sangat menjanjikan dengan biaya perawatan murah. Sayangnya, saat dirinya merintis penanaman jengkol pada 2008 silam, menurut Bupati Abdya ini, banyak masyarakat yang tidak menanam pohon tersebut.
"Sebenarnya, saya sudah merintis ini sejak 2008. Kita wartawan ini kan analisanya sangat tajam. Sehingga, saya melihat ini prospek yang bagus ke depan," ucapnya.
• Sulit Tidur karena Hidung Tersumbat, Lakukan Lima Langkah Berikut Sebelum Beristirahat
• Lagu ‘How You Like That’, BLACKPINK Pecahkan 5 Rekor Dunia, YouTube dan Spotify
• Pesta Pernikahan Berujung Tragis, Pengantin Pria Meninggal dan 95 Tamu Undangan Positif Corona
Pada tahun 2008 itu, sebut Akmal, dirinya membagikan bibit jengkol secara massal kepada masyarakat. Namun, bibit bantuan itu hanya sebagian prang yang menanamnya, selebihnya diletakkan di sumur.
"Yang menanam, ya sudah panen dan sudah menjadi sumber pendapatan. Kalau yang diletakkan di sumur, payah kap igoe (harus gigit jari)," sebut mantan Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia ini disambut tawa oleh para tamu undangan.
Sebagai bentuk keseriusannya, Akmal mengaku, jengkol Abdya itu sudah dipatenkan dan mengantongi lisensi dari pemerintah pusat, sehingga bagi perusahaan yang ingin ikut tender pengadaan bibit jengkol harus mendapat surat dukungan dari Abdya.
"Jadi perusahaan, kalau mau menang pengadaan jengkol, itu harus ada surat dukungan dari petani kita di Lembah Sabil. Kalau tidak, ya tidak bisa ikut tender," terang Akmal.
Akmal menyebutkan, bahwa saat ini permintaan jengkol sangatlah tinggi, bahkan sudah menjadi menu khas dan favorit di beberapa rumah makan ternama di dalam Provinsi Aceh dan luar Aceh. "Jinoe jengkol nyoe han sep barang (sekarang permintaan jengkol ini sangatlah tinggi sehingga sering kekurangan stok)," cetus dia.
• Forum PRB dan PLN Perkuat Rencana Kerja Sama Bantuan untuk Masyarakat Terimbas Covid-19
• Forum PRB dan PLN Perkuat Rencana Kerja Sama Bantuan untuk Masyarakat Terimbas Covid-19
• OJK: Waspadai Informasi Hoax Ajakan Penarikan Dana
Akmal berharap, pembagian jengkol dan sawit pada periode pertama dirinya memimpin menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya petani, sehingga setiap bantuan yang diberikan pemerintah hendaklah ditanam, bukan dijual.
"Ini penting agar tidak ada penyesalan di kemudian hari," pungkas Bupati Abdya seraya mengaku dirinya sudah menanam puluhan hektare pohon jengkol.(ABD)