Berita Luar Negeri
Trump Mau Usir Mahasiswa Asing, Kampus di AS Pusing Tujuh Keliling
Amerikamenerbitkan aturan yang mengancam mendeportasi seluruh pelajar atau mahasiswa asing yang terus menjalankan pembelajaran secara daring.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia ((KBRI) Washington DC dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York meminta mahasiswa dan pelajar yang sedang mengemban kuliah agar tetap tenang menyusul aturan baru dari Immigration Customs Enforcement (ICE) Amerika Serikat.
Asal tahu saja pemerintah Amerika Serikat menerbitkan aturan yang mengancam mendeportasi seluruh pelajar atau mahasiswa asing yang terus menjalankan pembelajaran secara daring.
Mereka harus mengikuti pelajaran tatap muka atau melakukan pelajaran campuran atau hybrid (tatap muka dan online).
• Kasus Virus Corona Melonjak, Gara-gara Kampanye Presiden Donald Trump di Tulsa
• Ini Tujuan Trump Kirim Pesawat Bomber Nuklir B-52 ke Laut China Selatan
• Donald Trump Ancam Negara Bagian, Dana Federal Ditahan atau Sekolah Dibuka
Atas aturan itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC dan KJRI New York mengeluarkan imbauan.
Dalam akun Instagramnya @kbriwashdc menulis:
Ada pengumuman bagi pelajar atau mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat terkait kebijakan US Immigrations and Customs Enforcement mengenai penyesuaian prosedur sementara kegiatan pengajaran secara online bagi pelajar atau mahasiswa asing dan peserta asing program pertukaran di masa krisis COVID-19 untuk Semester Musim Gugur 2020.
1. Pada 6 Juli 2020 Immigration Customs Enforcement (ICE) Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan yang menyatakan bahwa:
a. Pelajar atau mahasiswa asing pemegang visa F-1 dan M-1 yang berstatus aktif dan saat ini tinggal di AS serta hanya mengikuti kelas online diminta untuk meninggalkan AS atau pindah/transfer ke sekolah atau kampus yang memiliki program pengajaran di dalam kelas.
b. Pemerintah AS tidak akan menerbitkan visa dan tidak akan memberikan izin masuk ke AS bagi pelajar atau mahasiswa yang hanya mengikuti kelas online pada semester musim gugur 2020.
2. ICE memberikan pengecualian bagi para pelajar mahasiswa asing yang mengambil program pengajaran di dalam kelas (in person courses) atau program campuran antara online dan belajar di kelas (hybrid model), dengan persyaratan tertentu.
3. Saat ini perwakilan-perwakilan RI se-AS (KBRI dan seluruh KJRI) terus berkomunikasi lebih lanjut dengan berbagai pihak terkait di AS untuk memperoleh informasi lebih jauh terkait kebijakan tersebut
4. KBRI dan KLJRI juga terus berkoordinasi dengan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS) untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan terkini terkait kebijakan sekolah atau kampus masing-masing dalam menyikapi situasi ini.
5. Seluruh pelajar atau mahasiswa Indonesia diharapkan agar tetap tenang dan selalu mengikuti informasi terkait hal ini dari sumber-sumber informasi resmi.
Pusing Tujuh Keliling
Sejumlah perguruan tinggi AS kini harus memutar otak dalam memodifikasi rencana pendidikan untuk semester musim gugur di tengah-tengah pandemi virus corona. Langkah ini dilakukan sehari setelah pemerintahan Donald Trump merilis peraturan yang dapat 'memaksa' puluhan ribu siswa asing dari negara itu jika sekolah mereka mengadakan kelas online secara keseluruhan.
Melansir Reuters, pengumuman tersebut membuat institusi akademik bergulat dengan tantangan logistik untuk melanjutkan kembali kelas dengan aman, terutama setelah pemerintah federal memberikan pengecualian terhadap peraturan yang membatasi pembelajaran online untuk siswa asing.
Ada lebih dari satu juta siswa asing di perguruan tinggi dan universitas AS, dan banyak universitas yang pendapatannya bergantung dari siswa asing, yang sering membayar uang sekolah secara penuh.
• UIN Ar-Raniry Buka PMB Lokal Tahun 2020, Ini Jalur Terakhir Penerimaan Mahasiswa Baru
• Poltekkes Aceh Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang Kedua Prodi D-3 Keperawatan Aceh Utara
• Amerika Serikat Keluar dari WHO, Berlaku 6 Juli 2021, Donald Trump Tuding WHO Dikendalikan China
Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) mengatakan, lembaga pendidikan yang sepenuhnya beralih ke pembelajaran online harus menyerahkan rencana ke lembaga tersebut pada 15 Juli. Sekolah yang hanya akan menggunakan pembelajaran langsung, kelas yang pendek atau tertunda, atau perpaduan langsung dan pembelajaran online harus menyerahkan rencana sebelum 1 Agustus.
Panduan ini berlaku untuk pemegang visa F-1 dan M-1, yang diperuntukkan bagi siswa akademik dan kejuruan. Selama rapat meja bundar di Washington tentang pembukaan kembali sekolah, Presiden Donald Trump mengkritik keputusan Universitas Harvard untuk mengadakan kursus online di tahun akademik mendatang.
"Saya pikir itu konyol, saya pikir itu jalan keluar yang mudah," kata Trump. "Aku pikir mereka seharusnya malu pada diri mereka sendiri." tambahnya.
Kanselir Rutgers University-Newark, Nancy Cantor, mengatakan dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa bersama dengan perguruan tinggi lain di seluruh negara dan anggota parlemen di Kongres, sedang bekerja untuk "untuk sepenuhnya memahami dan menanggapi pengumuman ini."
Pada tahun ajaran 2018/19, Rutgers memiliki hampir 7.000 siswa internasional yang terdaftar, menurut data yang diterbitkan oleh Institute of International Education.
Cantor mencoba meyakinkan siswa asing bahwa model universitas untuk musim gugur adalah hibrida kelas online dan langsung. Sebagian besar siswa yang bersekolah di sekolah dengan jenis kurikulum campuran, serta mereka yang memiliki pengajaran langsung penuh waktu, akan dibebaskan dari peraturan baru jika rencana mereka disetujui oleh ICE.
Lee Bollinger, presiden Universitas Columbia di New York, menyebut tindakan pemerintah "sangat salah arah" dan mengatakan universitas akan mengambil sejumlah langkah sebagai tanggapan, termasuk menyusun kursus agar sesuai dengan model hibrida.
"Bersama-sama, perubahan ini menandai pembalikan yang bertentangan dari kebijakan federal yang diumumkan pada awal pandemi," kata Bollinger.
Ken Cuccinelli, penjabat wakil sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan kepada CNN pada Selasa bahwa aturan baru itu akan mendorong sekolah untuk dibuka kembali. Kelompok bisnis dan konservatif telah mendesak membuka kembali sekolah dengan aman sama pentingnya untuk membuat orang tua kembali bekerja dan menghidupkan kembali ekonomi AS.(Tribun Network/ras/reuters/cnn/wly)