Kupi Beungoh
“Being and Becoming Aceh”: Pengaruh Corak Kebudayaan Islam dalam Pembentukan Identitas Aceh
Tulisan ini akan mengulas mengenai bagaimana identitas Aceh yang dibangun dengan pengaruh kebudayaan Islam yang melekat erat
Aceh merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam, terutama gas dan minyak bumi, hasil hutan dan lautan.
Potensi alam yang tersimpan di Aceh tidak hanya sumber daya alamnya saja, melainkan juga keindahan alamnya yang mampu dikembangkan menjadi pariwisata.
Artikulasi identitas dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengekspresikan simbol-simbol budaya yang menjadi penanda identitas suatu daerah.
Aceh juga memiliki cara tersendiri untuk membentuk artikulasi, baik itu dilakukan melalui simbol-simbol budaya maupun melalui berbagai perayaan.
• 15 Hektar Padi Terancam Gagal Panen Akibat Banjir Rob di Meulaboh, Tambak Ikan Juga Kena Dampak
Di Aceh, artikulasi indentitas keislaman biasanya ditunjukkan melalui perayaan hari-hari besar kegamaan yang dibuat dalam berbagai festival.
Festival ini biasanya diisi oleh ragam keseniaan bernuansa Islam, seperti tari seudati yang berisi nilai-nilai sufistik Islam, kesenian Rapai’yang memuat ajaran Islam, tari Saman yang diisi oleh lantunan syair-syair keagamaan, dan berbagai bentuk kesenian lainnya.
Berbagai bentuk kesenian daerah ini telah dikenal tidak hanya di seluruh Indonesia, tetapi telah dikenal juga secara mancanegara.
*) PENULIS merupakan dosen prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Tangerang yang saat ini tengah menyelesaikan disertasinya pada Program Studi Ilmu Susastra Universitas Indonesia.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis