Info Subulussalam

Proyek PDAM Senilai Rp 18 Miliar Dibangun di Subulussalam

Saat ini Balai Wilayah Sungai Aceh sedang melaksanakan Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku di Kota Subulussalam.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Subulussalam, Alhaddin 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kabar gembira bagi masyarakat Kota Subulussalam karena setahun ke depan segera menikmati pasokan air bersih secara memadai.

Pasalnya, saat ini Balai Wilayah Sungai Aceh  sedang melaksanakan pekerjaan proyek Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku di Kota Subulussalam.

Kepala Dinas Pekerajaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kota Subulussalam, Alhaddin yang dikonfirmasi Serambinew.com, Kamis (16/7/2020) membenarkan adanya pekerjaan proyek untuk air bersih di sana.

Namun, kata Alhaddin, pekerjaan  tersebut merupakan proyek SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sumatera I Provinsi Aceh.

DPUPR Kota Subulussalam hanya sebagai penerima manfaat dan semua proses ditangani Balai Wilayah Sungai.

Proyek yang didanai APBN 2020 ini bernilai Rp 18 miliar dengan objek pekerjaan berupa Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku di Kota Subulussalam.

“Memang sedang ada pekerjaan, cuma sejauh mana kemajuan di lapangan belum saya pantau, kemarin kita ada tugaskan kepala PDAM Subulussalam untuk mengecek,” kata Alhaddin

Dikatakan, semua proses pekerjaan dilaksanakan langsung oleh Balai Sungai selaku pemilik anggaran.

Alhaddin mengaku jika proyek tersebut selesai akan mampu mendistribusikan air bersih bagi sebagian besar masyarakat Subulussalam.

Setelah pembangunan Intake, kata Alhaddin 2021 akan dilakukan pula pembangunan jaringan dan sarana lain yang nantinya ditangani Cipta Karya.

“Jadi ada dua instansi berbeda menangangani PDAM ini, Balai Sungai dan Cipta Karya, Insha Allah sarana jaringan dan lainnya ditangani Cipta Karya 2021 mendatang,” pungkas Alhaddin.

WHO Sebut Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara, Begini Cara Lindungi Diri

Jadi Sorotan dalam Kasus Djoko Tjandra, Ini Daftar Harta Kekayaan Brigjen Prasetijo Utomo

Penyebab Membludaknya Pasien Covid-19 di Aceh, Warga masih Abaikan Protokol Kesehatan

Alhaddin menambahkan, secara fasilitas pendukung khususnya lahan sudah disiapkan Pemko Subulussalam yang lokasinya sekitar Babah Luhung, Sultan Daulat.

Berdasarkan catatan Serambinews.com, hingga kini persoalan air bersih masih menjadi masalah serius di Kota Subulussalam.

Pasalnya, hingga kini pasokan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Subulussalam belum maksimal dan baru melayani sekitar Kecamatan Penangalan itupun beberapa desa tertentu.

PDAM Subulussalam sudah berencana membangun sumber air baru di Kecamatan Simpang Kiri sejak lima tahun lalu.

Pembangunan proyek APBN tersebut  guna memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Subulussalam.”Harus ada penambahan sumber air bersih untuk Subulussalam,” kata Dian Berutu, Kepala PDAM Kota Subulussalam kepada Serambi, Minggu (24/7/2016).

Menurut Dian, kebutuhan air bersih di Subulussalam semakin tinggi menyusul meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perluasan permukiman dalam lima tahun terakhir.

Cakupan pelayanan air bersih Subulussalam juga terus meluas sehingga membutuhkan pasokan lebih banyak.

Selama ini, PDAM Subulussalam masih mengandalkan satu sumber air bersih yakni dari Kali Sireprep, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan.

Dikatakan, pelayanan air bersih akan kurang maksimal apalagi beberapa tahun ke depan jika hanya mengandalkan satu sumber air tersebut.

Apalagi, lanjut Dian, saat ini debit air Kali Sirekrep semakin mengecil akibat berbagai faktor seperti alam dan lainnya.

Karenanya, jika ini tak segera diatasi maka akan berdampak terhadap pasokan air beberapa tahun  kedepan.

Secara terpisah sebagian besar masyarakat Subulussalam kerap krisis air bersih lantaran selama ini penduduk di sana masih mengandalkan sumur sebagai sumber air.

Sementara air di sumur dangkal yang biasa mereka gunakan tak lagi mengalir pada saat kemarau panjang.

Kondisi ini juga menyebabkan masyarakat di Subulussalam beralih untuk membuat sumur bor dengan kedalaman hingga 50 meter.

Meski sudah menggali sumur bor dengan biaya mahal, warga menyaku belum puas lantaran kondisi air keruh dan menguning.

Bahkan, kata warga, buruknya kondisi air sumur mereka membuat gigi dan kuku ikut menghitam.

Tak hanya itu, air sumur bor yang digali juga nyaris tak dapat manfaatkan karena kondisinya yang kotor.

Namun, karena ketiadaan air warga terpaksa menggunakan air sumur bor tersebut.

”Selama ini kami juga mengunakan air sumur bor tapi kondisi airnya tidak bagus kuning, berminyak dan bau, makanya kami sekarang sangat mengandalkan pasokan air PDAM,” ujar Herlina.(*)

Dewan Dukung Rencana Relokasi, Taksir Butuh Anggaran Rp 10 Miliar

Singkil dan Subulussalam Dapat Bantuan Media Penyimpan Spesimen Covid-19 dari Balitbangkes Aceh

Dari Harapan Penambahan Kuota Haji hingga Pembangunan Universitas King Saudi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved