Berita Kutaraja

Psikolog Ini Paparkan Ciri-ciri Pedofil, Minta Orangtua Waspada Jika Ada Orang Sukai Anak Berlebihan

Seorang pedofil itu akan sulit berinteraksi dengan orang dewasa atau seusianya. Ia cenderung dekat dengan anak-anak dan sangat berlebihan ramahnya

Penulis: Misran Asri | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Psikolog BP3A Aceh, Dra Psi Endang Setianingsih MPd 

Laporan Misran Asri | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Psikolog dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh, Dra Psi Endang Setianingsih MPd mengaku sangat prihatin dengan kasus kekerasan dan seksual yang menimpa anak-anak di bawah umur.

Kasus terbaru yang menimpa dua balita, masing-masing MJ (2) dan MM (3) yang disodomi pelaku Dar alias YL (49), warga salah satu gampong di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.

Endang mengaku menghela nafas panjang dan mengurut dada bila mengingat kasus tersebut. Pasalnya, tersangka Dar alias YL masih tergolong keluarga dekat dengan orang tua bocah yang diperlakukan tidak bermoral tersebut pada 20 Juni 2020 silam.

Karena itu, Psikolog Endang berkeinginan untuk terus mengedukasi masyarakat, minimal bisa mengenali dan mengetahui ciri-ciri awal seseorang yang mengidap pedofilia atau memiliki kelainan mental, tepatnya kelainan seksual).

Ciri-ciri yang dapat dikenali pada seorang pedofil (penyebutan untuk orang yang mengidap pedofilia), salah satunya berupa nafsu atau ketertarikan seks terhadap remaja atau anak-anak di bawah usia 14 tahun.

BPKP Aceh Temukan Banyak Pelanggaran dalam KSO PDKS, Alami Sejumlah Hambatan Saat Lakukan Audit

Kasus Sodomi Menimpa Dua Balita, Polisi Telusuri Kemungkinan Ada Korban Lain di Kecamatan Tersangka

Boat Nelayan Kesulitan Keluar Masuk Danau Anak Laut, Endapan Pasir Bikin Kapal Nyaris Kandas

Seorang pedofil itu akan sulit berinteraksi dengan orang dewasa atau seusianya. Ia lebih cenderung dekat dengan anak-anak dan sangat berlebihan ramahnya serta di luar batas rasa perhatiannya.

"Kalau ada orang tua yang melihat hal ini, di mana seseorang yang begitu menyukai anak-anaknya secara sangat berlebihan, sudah patut dicurigai. Tolong awasi dan pantau dijaga ketat terus anak-anaknya," ungkap Psikolog Endang yang kepada Serambinews.com, Minggu (19/7/2020).

Menurut Endang, bila dilihat secara kasat mata, seorang pedofil sama seperti orang normal lainnya. Artinya seorang pedofil itu tidak menunjukkan sikap atau gerakan yang kemayu (lemah lembut).

Tapi, secara ciri-ciri prilaku menyimpang itu, berlebihan dalam menyukai anak-anak, menyenamgi dan cenderung sangat ramah yang berlebihan, meski seseorang itu adalah seorang saudara.

"Selama ini kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak banyak dilakukan oleh keluarga dan orang dekat. Orang tua harus menaruh kepeduliannya lebih besar, agar kasus serupa yang dialami dua bocah malang, MJ (2) dan MM (3) tidak lagi terulang dan menimpa anak-anak kita ke depan," tukas Psikolog Endang Setianingsih.

Menteri PUPR Sebut Jalan Tol Ruas Indrapuri-Blang Bintang Kantongi SK Operasi, Segera Dibuka

Tips Menghindari Pertengkaran Suami dan Istri Serta Keluarga di Tengah Suasana di Rumah Aja

Peringati 25 Tahun Pengabdian Alumni Akabri 1995, Rindam IM Sumbang Darah Ratusan Kantong

Terlepas dari kasus sodomi yang menimpa dua balita malang MJ (2) dan MM (3), Endang juga sedang menangani kasus sodomi yang menimpa seorang remaja SMP di Aceh.

Remaja malang yang dirahasikan identitasnya itu, lanjut Endang berawal kenal dengan sesorang pedofil dari media sosial.

"Untuk itu, bapak ibu, orang tua dan semua pihak agar mengontrol dan mengawasi anak-anaknya dengan ketat. Buka komunikasi dengan mereka. Jadi, segala sesuatunya mereka akan terbuka dengan kita sebagai orang tuanya," ungkap Endang.

Kembali ke kasus itu, lanjut Endang, karena remaja laki-laki yang masih duduk di bangku SMP itu tidak tahu yang dia kenal melalui media sosial itu adalah seorang pedofil, sehingga keduanya akhirnya bertemu sekedar untuk kenal langsung.

"Karena pelaku yang dikenal oleh remaja SMP ini lebih kuat dan korban tidak berdaya saat dipaksa, sehingga kasus sodomi itu pun terjadi. Untuk saat ini, kami juga sedang mendampingi untuk proses pemulihan psikologisnya," ungkap Endang.

BIN Tak Lagi di Bawah Koordinasi Kemenko Polhukam, Mengapa Presiden Ambil Alih Kendali?

Berjaya di Sirkuit Hungaroring, Lewis Hamilton Samai Rekor Legenda F1 Asal Jerman Michael Schumacher

Kasus Covid-19 Mulai Mereda, UEA Buka Kembali Tempat Shalat di Mal

Lalu, papar Endang, sebelumnya dirinya juga pernah mendampingi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh orang yang dikenalnya. Anehnya, hukuman kepada pelaku pemerkosaan tersebut justru uqubat cambuk, bukan diterapkan KUHP.

"Pernah dibayangkan tidak, bagaimana nasib anak yang diperkosa oleh pelaku. Bagaimana masa depannya, karena merasa hukum tidak adil. Hal-hal ini yang mendorong kita harusnya menjadi perhatian pemerintah," ungkap Psikolog Endang.

Karenanya, urai dia, para predator itu akan terus bergentayangan kalau tidak ada efek jera dan hukuman yang setimpal dengan apa yang dilakukan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved