Berita Nasional
Batuknya Bikin Panik Penumpang Lain, Pria Ini Diturunkan di Jalan dan Tak Lama Kemudian Meninggal
"Kondisi pria itu lemas. Ada tanda kayaknya bekas dirawat atau cek kesehatan. Semacam tanda habis pengambilan sampling."
"Kondisi pria itu lemas. Ada tanda kayaknya bekas dirawat atau cek kesehatan. Semacam tanda habis pengambilan sampling."
SERAMBINEWS.COM, BEKASI - Selama pandemi Covid-19, berbagai pencetus menyebarnya virus asal Wuhan, Cina, itu selalu dihindari.
Seperti batuk dan bersin, terlebih jika dalam sebuah keramaian, baik itu dalam ruangan maupun di kendaraan.
Tak heran, beberapa orang mulai menjauhi mereka yang sering batuk atau bersin.
Walau ada kemungkinan itu bukan virus corona, namun tidak apa-apa jika waspada.
Seperti kejadian di bawah ini.
Dilansir dari kompas.com, Sabtu (25/7/2020), seorang pria bernama Pardi diketahui naik bus ntarkota antarprovinsi (AKAP).
• 11 Napi di Lapas Lhoksukon Dipindahkan ke Bener Meriah, Ini Sebabnya
Namun pria itu diturunkan sebelum tiba di lokasi tujuannya, Bekasi.
Penyebabnya karena Pardi mengalami batuk tiada henti saat berada di dalam bus tersebut.
Usai turun dan dilarikan ke rumah sakit, Pardi akhirnya meninggal dunia.
Pardi diketahui naik bus dari Yogyakarta dengan tujuan Terminal Bekasi.
Namun, di dalam bus AKAP yang ditumpanginya, Pardi terus-menerus batuk.
Selain itu, di bagian lengan lelaki itu ada tanda plester bekas luka suntikan.
• Maling Santroni Rumah Wartawan di Nagan Raya, Dua HP Dibawa Kabur
"Kondisi pria itu lemas. Ada tanda kayaknya bekas dirawat atau cek kesehatan. Semacam tanda habis pengambilan sampling," kata Humas PMI Kulon Progo, Wisnu Rangga.
Petugas terminal dari kantor Dinas Perhubungan kemudian mengabarkan ke PMI supaya menjemput penumpang sakit itu.
Selanjutnya, petugas PMI ber-APD menjemput Pardi dengan dua sepeda motor reaksi cepat dan tiga orang awak.
Pardi pun segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
"Kita segera menangani sambil ajak komunikasi. TRC mengamankan lokasi sekitar," kata dia.
Seusai insiden itu, petugas terminal menyemprot disinfektan di lokasi kedatangan Pardi.
Meninggal dunia, bukan karena Covid-19
• Dua Warga Bener Meriah Positif Covid-19, Sebanyak 37 Tenaga Medis RSUD Muyang Kute Jalani Tes Swab
Setelah sempat menjalani perawatan beberapa hari di RSUD Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Pardi mengembuskan napas terakhir.
Sebelum meninggal, ia telah menjalani serangkaian tes.
Penyebab kematiannya dipastikan bukan karena Covid-19.
"Ada (kasus kematian ini), tapi bukan karena Covid-19," ungkap Humas Tim Covid-19 RSUD Wates, Albertus Sunuwata Tri Prasetya.
Rontgen pada dada dan gejala klinis batuk menunjukkan ada penyakit pada paru-parunya, tetapi bukan Covid-19.
Hasil rapid test sebelum masuk rumah sakit pun dinyatakan non-reaktif.(*)
Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul