Berita Luar Negeri
Seorang Ayah Dipaksa Keluar oleh Polisi dari Ruang Pengobatan Saat Putrinya Sekarat
Rashid Abbasi, ayah dari Zainab Abbasi dipaksa pergi oleh petugas kepolisian Northumbria, Inggris, dari putrinya yang berusia enam tahun yang sekarat.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Seorang ayah diseret menjauh dari ranjang putrinya, ketika anaknya sedang menghadapi kematian.
Melansir dari Sky News (3/8/2020), Zainab Abbasi menderita penyakit genetik langka, ia harus tetap berada di ventilator, namun pihak rumah sakit ingin membawa ventilator itu menjauh dari Zainab.
Ayah Zainab Rashid Abbasi diseret oleh pihak kepolisian ketika ingin menjenguk putrinya yang sedang sekarat.
Karena tindakan polisi tersebut, pasangan suami istri ini mengambil tindakan hukum.
• Sapi Melintas Tiba-tiba, L300 Hantam Sepmor, Warga Aceh Besar Meninggal di Aceh Jaya
Seperti yang terekam kamera terlihat Rashid Abbasi, ayah dari Zainab Abbasi dipaksa pergi oleh petugas kepolisian Northumbria, Inggris, dari putrinya yang berusia enam tahun yang sedang sakit.
Menurut laporan, orang tua Zainab, yakni Rashid dan Aliya Abbasi berprofesi sebagai dokter, mengatakan polisi menjadi sangat brutal dan yang mereka lakukan seperti sedang melakukan kejahatan.
• Niatnya Berenang, Pria Ini Tenggelam dan Ditemukan Tewas setelah Melompat di Air Terjun
• Terkait Penutupan Sementara Rumah Sakit Abdya, Ini Penjelasan Pihak Provinsi
• Tiga Warga Aceh Timur Positif Covid-19 Masih Jalani Isolasi Mandiri di Rumah
Zainab Abbasi dilahirkan dengan penyakit genetik langka yang tidak diketahui keluarganya sampai berusia tiga tahun.
Juli lalu, kesehatan anak berusia enam tahun tersebut memburuk dan dirawat di rumah sakit.
Ia berjuang untuk tetap bernafas dan ditempatkan pada mesin ventilator.
Ketika staf yang menjaga Zainab ingin melepas ventilator, yang dipercayai Abbasi sebagai alat untuk anaknya tetap bertahan hidup, orang tua Zainab percaya tindakan itu salah.
Sehingga terjadi perseteruan sehingga pihak kepolisian dipanggil.
Abbasi percaya tindakan memindahkan ventilator membahayakan anaknya.
"Mereka tidak mendengarkan kami, mereka tidak memberikan penjelasan atas tindakan mereka, saya seorang dokter bagian dada dan telah bekerja di NHS selama 30 tahun," katanya.
"Penyakit yang diderita Zainab sangat langka," tambahnya.
• Kasus Covid Meningkat, Pemkab Aceh Tengah Kembali Tunda Pembelajaran Tatap Muka
• Jumlah Warga Aceh Tengah Terkonfirmasi Positif Covid-19 Meningkat
Ibu dari Zainab juga menjelaskan pihak rumah sakit mengatakan akan memaksimalkan kesembuhan pada Zainab.
"Sehari sebelumnya kami meminta mereka untuk memaksimalkan perawatannya," jelasnya.
"Hanya itu yang kami minta, kami meminta agar dimaksimalkan perawatan, berikan segalanya yang kalian bisa, berikan apapun yang dibutuhkan," tambahnya.
"Namun mereka tidak melakukan itu, mereka memanggil polisi datang dan mengusir kami, kami adalah manusia, kami adalah orang tua dan kami diberitahu putri kami akan mati, tetapi kami diusir keluar, kami diperlakukan seperti bukan manusia," ungkapnya.
Karena kejadian tersebut Dr Abbasi, ayah Zainab ditahan pihak kepolisian dan langsung mengalami serangan jantung.
"Sejujurnya kami tidak bisa menjelaskan mimpi buruk ini, suami saya ditahan, saya mengatakan kepada mereka bahwa ia mengalami masalah jantung selama lebih dari 20 tahun," kata istri Abbasi.
• 15 Makanan Sehat Ini Dapat Membantu Mengatasi Depresi
• Dua Warga Aceh Positif Covid-19 Meninggal di RSU Meuraxa dan RSUZA
• Ujian SKB untuk Peserta dari Pidie Jaya Dilakukan di Politeknik Lhokseumawe
"Aku mengira ia akan benar-benar mati, pada satu titik aku berkata pada perawat, apakah aku akan menghadiri dua pemakaman?," tanyanya.
Dr Abbasi mengatakan dia menginginkan keadilan bagi Zainab dan ingin memastikan ini tidak pernah terjadi pada siapa pun lagi.
"Kami hidup dalam neraka yang nyata hari ini, dan kami ingin seluruh dunia melihat apa yang terjadi di samping tempat tidur seorang anak berusia enam tahun yang sekarat. Saya ingin dunia melihatnya sehingga tidak terjadi lagi," kata Abbasi.
Rumah sakit yang merawat Zainab sampai dia meninggal dunia, memberikan simpati dan belasungkawa yang tulus kepada keluarga.
"Pada kesempatan yang sangat langka, ketika ada risiko terhadap keselamatan pasien dalam perawatan kami, untuk kerabat, pengunjung, atau staf kami atau halangan atau gangguan perawatan, perlu bagi kita untuk mencari bantuan dari polisi," pernyataan dari rumah sakit. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
• Ratusan Bola Manik-manik Bersarang di Perut Bocah Ini, Dokter Terkejut Lihat Hasil X-Ray
• Kapal Ferry ASDP Balohan-Ulee Lheue Gagal Berangkat Akibat Angin Kencang
• BKPSDM Abdya Minta CPNS Lulus Passing Grade Segera Mendaftar Ulang