Berita Banda Aceh
Pembelajaran di Madrasah dan Dayah Tetap Ikuti Protokol Kesehatan, Ini Kata Kakanwil Kemenag Aceh
Iqbal mengatakan proses belajar mengajar tatap muka nantinya dilakukan secara shift.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nur Nihayati
Iqbal mengatakan proses belajar mengajar tatap muka nantinya dilakukan secara shift.
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Apabila proses belajar mengajar sudah kembali ke madrasah maka protokol kesehatan Covid-19 harus tetap dijalankan.
Di antaranya, mencuci tangan baik guru maupun siswa, memakai masker, menggunakan hand sanitizer, serta mengukur suhu tubuh.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona tersebut.
“Apabila sudah kembali ke madrasah protokol kesehatan wajib dilaksanakan.
Sementara saat ini proses belajar mengajar masih secara daring.
Ke depan kita tetap menunggu informasi dan arahan dari Tim Gugus Tugas Covid-19,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia di Banda Aceh, Selasa (4/8/2020).
• MTsN 1 Model Banda Aceh Sembelih Lima Ekor Sapi dan Enam Ekor Kambing Kurban
• Rekaman CCTV Wanita Masukkan Masker ke Dalam Celana, Lalu Diletakkan Lagi di Atas Meja
• KM Inka Mina Diduga Dibakar OTK di Aceh Singkil, Terdampar Sekitar Tiga Tahun Lalu
Kunjungan silaturahmi yang juga dihadiri Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, Drs H Amiruddin MA dan para Kabid ini diterima oleh Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan News Manajer, Bukhari M Ali.
Iqbal mengatakan proses belajar mengajar tatap muka nantinya dilakukan secara shift.
Misalnya satu kelas yang berjumlah 40 orang dibagi dua shift, tiap shift berjumlah 20 orang dengan tetap mengacu kepada protokol kesehatan dan instruksi gubernur.
Sementara untuk dayah/pesantren, sebagian sudah menerima santri untuk belajar.
Namun, pihaknya mengimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Nantinya niat baik kita itu jangan membawa malapetaka yang baru,” sebutnya.
Plt Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh, Zulkifli SAg MPd mengatakan pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran secara daring selama Covid-19, hasil yang diperoleh 44 persen tidak melakukan daring.
Hal itu disebabkan karena ada daerah yang tidak mempunyai jaringan internet, tidak dapat menggunakan smartphone, tidak memiliki kouta, dan tidak memiliki smartphone.
Sedangkan 30 persen full melakukan pembelajaran secara daring seperti di daerah perkotaan, dan sisa lainnya terkadang melakukan pembelajaran daring dan terkadang tidak.
Dalam menyikapi hal ini, Zulkifli mengatakan setelah dilakukan meeting zoom bersama para Kasi di kabupaten/kota ada beberapa masukan yang diperoleh.
Yaitu bagi daerah-daerah yang tidak memiliki jaringan internet, maka digerakkan guru untuk membuat kelompok belajar atau mendatangi rumah-rumah siswa dengan mengambil sedikit dana Bos sebagai biaya transportasi guru.
“Disamping itu, kami juga mencoba melakukan pengiriman SMS berupa informasi materi yang belum dipelajari selama Covid-19 ini kepada peserta didik atau orang tuanya,” kata Zulkifli. (*)