Luar Negeri
TikTok Akan Pindahkan Kantor ke Luar Amerika Serikat, Dicurigai Jadi Alat Mata-mata Pemerintah China
Pemerintah Inggris Raya mengatakan perpindahan lokasi markas TikTok merupakan keputusan perusahaan tersebut.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - ByteDance sedang mempertimbangkan untuk memindahkan lokasi kantor TikTok demi posisi mereka sebagai perusahaan global.
"ByteDance berkomitmen menjadi perusahaan global. Menyikapi situasi saat ini, ByteDance sudah mengevaluasi kemungkinan mendirikan markas TikTok di luar Amerika Serikat, supaya bisa melayani pengguna global kami lebih baik lagi," kata juru bicara ByteDance, dikutip dari Reuters, Selasa (4/8/2020).
Koran Inggris Raya, Sun, menuliskan TikTok akan membangun kantor di ibu kota London.
Pemerintah Inggris Raya mengatakan perpindahan lokasi markas TikTok merupakan keputusan perusahaan tersebut.
"Ini merupakan keputusan komersial dan saya tidak tahu apakah sudah ada keputusan yang diambil," kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson.
• Setelah India, Donald Trump Akan Blokir TikTok di Amerika Serikat
• Meski Kian Populer, Larangan Terhadap Penggunaan TikTok Juga Semakin Meluas
Rencana TikTok ini bersamaan dengan konflik mereka dengan Amerika Serikat, yang mencurigai aplikasi media sosial itu digunakan sebagai alat mata-mata oleh pemerintah China, yang dibantah TikTok.
Inggris Raya belakangan ini memihak Amerika Serikat, bulan lalu mereka mengumumkan akan melarang Huawei dari jaringan 5G mereka mulai 2027.
• Kabar Gembira, Gaji Ke-13 PNS dan TNI-Polri Cair Pekan Depan
Akan Dilarang
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan bahwa AS tengah mempertimbangkan melarang aplikasi media sosial China termasuk TikTok beroperasi di negaranya.
"Saya tidak ingin mendahului presiden, tetapi itu sesuatu yang kita lihat," ujar Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News seperti dilansir Reuters, Selasa (7/7/2020).
Anggota parlemen AS telah meningkatkan kekhawatiran keamanan nasional atas penanganan data pengguna TikTok, menyatakan bahwa mereka khawatir tentang undang-undang Tiongkok yang mewajibkan perusahaan domestik untuk mendukung dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen yang dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok.
Aplikasi ini, yang tidak tersedia di China, telah berusaha untuk menjauhkan diri dari akar bahasa China untuk menarik perhatian khalayak global dan telah menekankan kemandiriannya dari China.
Pernyataan Pompeo juga datang di tengah meningkatnya ketegangan AS-China terkait penanganan wabah virus corona dan tindakan China di Hong Kong dan perang dagang hampir dua tahun.
TikTok, aplikasi video pendek yang dimiliki ByteDance yang berbasis di China, baru-baru ini dilarang di India bersama dengan 58 aplikasi China lainnya setelah bentrokan perbatasan antara India dan China.
• Remaja India Buat Aplikasi Dodo Drop Setelah Dilarang Aplikasi China, Bisa Tanpa Internet
• Inilah 18 Negara yang Kisruh Soal Sengketa Wilayah dengan China, Termasuk Indonesia, Rusia dan Korut
Tidak Disimpan di China
Sebelumnya, TikTok, aplikasi video pendek paling populer saat ini, memutuskan akan keluar dari pasar Hong Kong.
Keputusan untuk keluar dari wilayah tersebut diambil setelah China mengesahkan undang-undang keamanan nasional baru untuk Hong Kong, seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters pada Senin malam (6/7/2020).
Langkah TikTok ini menyusul langkah perusahaan teknologi lainnya, termasuk Facebook Inc, yang telah menangguhkan pemrosesan permintaan pemerintah untuk data pengguna di wilayah tersebut.
"Mengingat peristiwa baru-baru ini, kami telah memutuskan untuk menghentikan operasi aplikasi TikTok di Hong Kong," kata juru bicara TikTok dalam menanggapi pertanyaan Reuters tentang komitmennya terhadap pasar.
Perusahaan, yang sekarang dijalankan oleh mantan eksekutif Walt Disney Co, Kevin Mayer, mengatakan di masa lalu bahwa data pengguna aplikasi tidak disimpan di China.
Sebelumnya, Kevin Mayer juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mematuhi permintaan yang dibuat oleh pemerintah China untuk menyensor konten atau mendapatkan akses ke data pengguna TikTok.
Wilayah Hong Kong adalah pasar kecil bagi perusahaan, kata satu sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Agustus lalu, TikTok melaporkan telah berhasil menggaet 150.000 pengguna di Hong Kong.
Secara global, TikTok telah diunduh lebih dari 2 miliar kali melalui toko aplikasi Apple dan Google pada kuartal pertama tahun ini, menurut perusahaan analisis Sensor Tower.
Sumber itu mengatakan langkah itu dilakukan karena tidak jelas apakah Hong Kong sekarang akan sepenuhnya berada di bawah yurisdiksi Beijing.
TikTok adalah aplikasi video bentuk pendek yang dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di China.
Namun demikian, data pengguna TikTok dirancang agar tidak dapat diakses oleh Pemerintah China.
Itu adalah bagian dari strategi untuk menarik khalayak yang lebih global.
Di China, ByteDance mengoperasikan aplikasi berbagi video pendek serupa yang diberi nama Douyin.(Antara)
• China Sahkan UU Keamanan Baru, TikTok Putuskan Keluar dari Pasar Hong Kong