Berita Banda Aceh
Ini yang Dilakukan Hotel Kyriad Muraya untuk Tetap Bertahan Ditengah Covid-19
“Pangkas biaya karena kita tahu kita tidak ada bisnis, kita tidak akan memiliki revenue atau pendapatan yang cukup, sehingga di sini kita harus...
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nurul Hayati
“Pangkas biaya karena kita tahu kita tidak ada bisnis, kita tidak akan memiliki revenue atau pendapatan yang cukup, sehingga di sini kita harus memangkas biaya,” kata Bambang saat menjadi narasumber dalam program Serambi Podcast edisi Bincang Bisnis dengan tema “Siasat Hotel Tetap Bertahan di Era Covid-19”, Kamis (6/8/2020).
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Wabah Covid-19 atau virus corona yang terjadi saat ini, mempengaruhi berbagai dunia usaha, termasuk usaha perhotelan.
Dalam hal ini, Hotel Kyriad Muraya yang berlokasi di Simpang Lima, Banda Aceh melakukan tiga action utama, agar tetap bertahan ditengah pandemi tanpa harus menutup hotel dan merumahkan karyawan.
General Manager Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Bambang Pramusinto menyampaikan, pertama yang dilakukan pihaknya adalah memangkas biaya terhadap tiga elemen sebagai penyumbang biaya operasional hotel.
Terutama tenaga kerja, energy cost seperti listrik, air dan solar, dan terakhir untuk semua karyawan diterapkan cuti tidak dibayar secara merata.
Dikatakan Bambang, rata-rata pada April 2020, masing-masing karyawan mendapatkan cuti selama 18 hari.
Selanjutnya, shift kerja menjadi dua shift yang sebelumnya tiga shift.
• Dua Petugas Puskesmas di Abdya Reaktif Covid-19, Pengambilan Sampel Swab Masih Tertunda
Masing-masing shift selama 12 jam kerja.
Menurutnya, itu dilakukan agar semua karyawan tetap dapat bekerja dan hotel tidak terlalu merugi.
“Pangkas biaya karena kita tahu kita tidak ada bisnis, kita tidak akan memiliki revenue atau pendapatan yang cukup, sehingga di sini kita harus memangkas biaya,” kata Bambang saat menjadi narasumber dalam program Serambi Podcast edisi Bincang Bisnis dengan tema “Siasat Hotel Tetap Bertahan di Era Covid-19”, Kamis (6/8/2020).
Kedua, efisiensi atau swakelola untuk menekan pengeluaran daripada operasional hotel.
Ketiga, diversifikasi bisnis karena kamar hotel, restoran, dan even sepi ditengah Covid-19 ini.
“Nah, apa yang hotel bisa lakukan dengan main power yang ada, jadi tiga langkah itu langsung kita lakukan di minggu ketiga Maret 2020 secara cepat. Itu strategi yang harus kita lakukan langsung, kita enggak bisa menunggu yang tentunya akan berdampak pada bulan-bulan berikutnya. Tentu saja action yang harus kita lakukan,” sebutnya.
Ia mengatakan, hotel yang dipimpinnya itu benar-benar terdampak akibat Covid-19 pada akhir Maret 2020.