Breaking News

Luar Negeri

Banteng Mengamuk dan Menanduk Bagian Pantat Matador Hingga Terlempar ke Udara

Matador tersebut bernama Enrique Ponce, seorang matador juara dari Spanyol.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Daily Star
Seorang matador ditanduk banteng di pantatnya, sehingga ia terlempar ke udara. 

Matador tersebut bernama Enrique Ponce, seorang matador juara dari Spanyol.

SERAMBINEWS.COM - Spanyol dikenal sebagai pusat olahraga ekstrem Matador. 

Olahraga ini merupakan pertarungan antara manusia dan banteng. 

Baru-baru ini seorang pria di Spanyol yang memainkan olahraga ini atau dikenal Matador mengalami kondisi mengenaskan akibat olahraga ini. 

Melansir dari Daily Star pada hari Sabtu (8/8/2020), seorang matador harus menerima kesakitan setelah ditanduk oleh banteng tepat pada pantatnya dan terlempar ke udara.

Matador tersebut bernama Enrique Ponce, seorang matador juara dari Spanyol.

Pertandingan antara manusia dan banteng tersebut terjadi di El Puerto de Santa Maria, Spanyol, pada hari Kamis (6/8/2020).

Viral Pria Telanjang Kejar Babi karena Bawa Kabur Tasnya, Ini Isi Tas Hingga Ia Nekat Mengejar

Bayi Lahir Terlilit Tali Pusat Seperti Lilitan Ular di Lehernya, Begini Penjelasan Dokter

Jika Gibran Rakabuming Menang di Pilkada 2020, Segini Besaran Gaji Walikota Solo yang Akan Diterima

Sang Matador Enrique Ponce terlempar ke udara dan terpaksa terbaring kesakitan di tanah untuk berlindung dari serangan lainnya dari banteng.

Pria berusia 48 tahun tersebut harus menahan sakitnya dari tajam dan kerasnya tanduk banteng.

Menurut laporan media setempat Spanyol, matador tersebut tidak mengalami luka parah, namun ia menderita lutut robek dan memar.

Setelah diserang banteng, ia terpaksa berbaring dan tidak bergerak, serta melindungi kepalanya, khawatir diserang kembali oleh banteng.

Adu banteng kembali dilakukan di Spanyol setelah pembatasan aktivitas di luar rumah telah dicabut pada bulan lalu pada negera itu.

Olahraga ekstrem ini masih menjadi idola warga setempat karena dianggap olahraga turunan dari nenek moyang dan menjadi sebuah tradisi.

STOP! Orang dengan Kondisi Ini Dilarang Keras Makan Nasi Baru Matang, Anda Termasuk?

Hasil Swab di Lab Unsyiah, 86 Orang Lagi Positif Corona, 259 Kasus dalam Enam Hari

Para peserta yang mengikuti olahraga ini akan memperlihatkan teknik, gaya dan keberanian mereka di lapangan.

Akibat dari Covid-19, pada dampaknya juga dirasakan olahraga ini, popularitasnya ikut turun karena dilarangnya adanya kerumunan.

Salah satu warga Spanyol dari komunitas pecinta hewan La Tortura No Es Cultura, Carmen Ibarlucea mengatakan prihatin olahraga ekstrim tersebut kembali dilaksanakan.

"Apakah kita belum cukup mengalami peningkatan kematian dan rasa sakit dalam beberapa bulan terakhir?," tanyanya dalam sebuah pernyataan.

"Mereka kembali ke arena adu banteng, dan tanpa ampun dan tanpa air mata meminta perhatian lebih banyak warga untuk menyaksikan penyiksaan dan melihat makhluk hidup bertarung sampai sekarat," ujarnya.

"Sementara itu kami mayoritas sosial selalu menyerukan untuk berbudaya damai dan solid," tambahnya.

Sebelumnya kecaman-kecaman dunia juga ditujukan pada olahraga ini, karena dianggap melakukan penyiksaan kepada hewan. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Penerimaan Negara dari BK Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang via Pelabuhan Kuala Langsa Rp 722 Juta

Gangguan Gajah Berkurang, Petani di Aceh Timur Antusias Tanam Jagung

Pascadosennya Positif Covid, Dekan FMIPA Hentikan Aktivitas Lab dan Instruksikan Semua Dosen WFH 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved