Luar Negeri
Badai Petir di Yunani Tewaskan Tujuh Orang, Termasuk Seorang Bayi Ditemukan Bersama Dua Mayat Lain
Badai petir disertai hujan deras telah menewaskan setidaknya tujuh orang di Yunani termasuk seorang bayi, Sabtu (8/9/2020).
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Badai petir disertai hujan deras telah menewaskan setidaknya tujuh orang di Yunani termasuk seorang bayi, Sabtu (8/9/2020).
SERAMBINEWS.COM - Badai petir disertai hujan deras telah menewaskan setidaknya tujuh orang di Yunani termasuk seorang bayi, Sabtu (8/9/2020).
Hal ini sebagaimana dilansir dari Daily Star pada hari Minggu (9/8/2020).
Selain itu pihak berwajib sedang mencari korban lainnya yang dinyatakan hilang karena hujan deras yang tidak terduga.
Cuaca buruk setidaknya telah menewaskan seorang bayi dan tujuh warga setelah cuaca di Mediterania berubah parah dan menakutkan.
Banjir bandang parah melanda Pulau Evia, Yunani, dengan tercatat sampai hari Minggu (9/8/2020) tujuh orang meninggal dunia.
Seorang bayi termasuk dalam korban jiwa dalam banjir bandang itu, tubuh mungil bayi ini ditemukan di Desa Politika bersama dua orang lainnya yang diduga orang tuanya.
• Banjir Jadi Musuh Utama Petani Aceh Singkil, Hasil Pertanian Sering Gagal Panen
• Jaringan Irigasi Lembah Sambil Ambruk Diterjang Banjir 2016, Puluhan Hektare Sawah Tetap Mengering
• Kasus Virus Corona India Belum Usai, Mumbai Dikepung Banjir, Ini Dia Foto-fotonya
Sementara itu tim penyelamat menemukan empat korban lainnya di desa Amfithea dan kawasan Bourtzi di pusat Evia, timur laut Athena.
Selain itu satu orang lainnya dilaporkan masih hilang dan proses pencarian masih dilakukan oleh regu penyelamat.
Salah satu warga di desa yang menjadi korban banjir, menjelaskan pada media setempat, bahwa mereka telah terendam air pada pukul enam pagi.
"Kami telah berada di lumpur sejak pukul enam pagi.
"Tidak ada yang bisa saya lakukan, saya naik ke atas meja menyelamatkan diri, aku sendirian," ungkap salah satu warga yang menjadi korban.

Menurut laporan, akibat banjir petugas kewalahan karena banyak warga meminta bantuan pada petugas untuk memompa air dari rumah mereka.
Wakil Menteri Perlindungan Sipil Nikos Hardalias, mengungkapkan gejala alam demikian belum mereka alami sebelumnya.