Dokter Diteror
Dokter Gugus Tugas Covid-19 Diteror Keluarga Pasien, Ketua IDI: Mereka tak Layak Bersikap Begitu
Dokter dan tenaga medis saat ini adalah pihak di garda terdepan dalam menghadapi kondisi seperti sekarang. Jangan ditekan lagi dengan hal-hal seperti
Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, sedang mempelajari dan mendalami kasus teror yang dilakukan oleh keluarga pasien Covid-19 terhadap salah sleorang dokter gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Nagan Raya, dr Edi Hidayat SpPD.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman MKes SpOT yang ditanyai Serambinews.com, Senin (10/8/2020) mengatakan, IDI Aceh akan mengkomplain kejadian itu kepada pihak berwenang.
• Dokter Gugus Tugas di Nagan Raya Diteror Keluarga Pasien Covid-19
Namun, saat ini, IDI Aceh bersama IDI di Nagan Raya sedang mendalami kejadian tersebut. Namun, dr Safrizal atas nama IDI Aceh cukup menyesali kejadian tersebut.
"Sebenarnya memang tidak layak masyarakat (keluarga pasien) melakukan hal tersebut kepada petugas kesehatan. Mereka mengerjakan tugasnya sesuai prosedur, semua tool yang ada itu sudah formil diberikan dari Kementerian Kesehatan, mereka (dokter dan petugas medis) menjalankan itu," kata dr Safrizal.
Saat ini, IDI masih terus mendalami dan memantau. IDI Aceh juga berharap tidak sampai terjadi tindak kekerasan terhadap petugas medis.
• Puisi untuk Aceh Karya 66 Penyair Dinyatakan Lolos Kurasi, dari Karya Sutardji Hingga Vera Hastuti
• Pendaftaran Calon Penerima Beasiswa Pemerintah Aceh Singkil Dimulai, Mahasiswa Sampaikan Apresiasi
• Pemko Banda Aceh akan Tambah 1.000 Pemeriksaan Swab Gratis, 1.177 Warga Dites, 43 Positif Covid-19
"Kita akan komplain. Dan tidak layak pula petugas kesehatan itu menerima akibat ketidakpuasann masyarakat. Kita lagi berkoordinasi dengan IDI setempat barang kali bisa mengambil langkah-langkah, cuma memang sedapat mungkin langkah-langkahnya dalam kondisi seperti ini jangan sampai bermusuhan," katanya.
IDI Aceh akan terus menggali dan tidak akan diam saja jika petugas kesehatan atau dokter menerima perlakuan kasar dari masyarakat.
"Kalau sampai ada tindakan kekerasan yang diterima tim medis, kita juga tidak akan tinggal diam," tegasnya.
Safrizal menjelaskan, IDI akan menyampaikan kasus ini ke pihak berwenang untuk melindungi temaga medis.
"Dokter dan tenaga medis saat ini adalah pihak di garda terdepan dalam menghadapi kondisi seperti sekarang. Jangan ditekan lagi dengan hal-hal seperti ini, kejadian seperti ini tentu membuat mereka menjadi ketakutan," ujar Safrizal.
"Untuk sementara kita masih berkonsultasi, masih perdalam kasusnya, nanti kita baru putuskan dengan yang bersangkutan. Kita masih minta IDI setempat mendalami kasus ini," pungkas dr Safrizal.
Seperti diberitakan, seorang dokter gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Nagan Raya, dr Edi Hidayat SpPD mendapat teror terkait penanganan pasien Covid-19, baru-baru ini.
Pasalnya peneror yang diduga dari kalangan salah satu keluarga pasien tidak menerima terkait hasil swab disebutkan bahwa yang bersangkutan positif.
Dr Edi Hidayat kepada Serambinews.com, Minggu (9/8/2020) mengaku pihaknya menerima beberapa kali telepon dalam bentuk teror.