Luar Negeri
Konflik Timur Tengah Segera Berakhir? Dunia Harapkan Dari Pembukaan Hubungan UEA-Yahudi
Konflik yang terus berkelanjutan di Timur Tengah belum ada tanda-tanda akan berakhir. Berbagai pihak di Arab saling berseberangan dalam mendukung
Melihat hal itu,para pemimpin dunia pada Jumat (14/8/2020) menyuarakan harapan atas kesepakatan bersejarah UEA dan Israel.
Kesepakatan itu yang ditentang keras oleh Palestina diharapkan dapat memulai pembicaraan perdamaian Timur Tengah yang hampir mati, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/8/2020)
Bahkan ketika Palestina dan beberapa negara lainnya mengecam langkah menormalisasi hubungan sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.
• Iran dan Turki Sebut UEA Tikam Rakyat Palestina dari Belakang
• Palestina Kecam UEA Buka Hubungan dengan Yahudi, Pengkhianatan Terhadap Perjuangan Rakyat Palestina
• Apa Alasan UEA Setujui Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan Yahudi? Ini Penjelasannya
Diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Kamis (13/8/2020) itu, hanya kesepakatan ketiga yang dicapai Israel dengan negara Arab, dan meningkatkan prospek kesepakatan serupa dengan negara-negara lain.
Kesepakatan itu melihat janji Israel untuk menunda rencana aneksasi tanah Palestina, sebuah konsesi yang disambut oleh Eropa dan beberapa pemerintah Arab pro-Barat sebagai dorongan untuk harapan perdamaian.
Bahrain dan Oman menyambut baik kesepakatan itu, dan Mesir, yang menandatangani perjanjian damai 1979 dengan Israel, memuji kesepakatan yang akan membatalkan aneksasi.
Berterima kasih kepada mereka, Netanyahu mengatakan "perjanjian damai" dengan UEA akan memperluas lingkaran perdamaian".
Jordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat dan Israel, mengatakan hasil dari perjanjian itu akan bergantung pada tindakan Israel, termasuk sikapnya terhadap solusi dua negara dengan Palestina.
"Saya menghargai upaya arsitek dari perjanjian ini untuk kemakmuran dan stabilitas kawasan kami," cuit Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
Dia berharap kesepakatan untuk menghentikan aneksasi Israel atas tanah Palestina, akan membantu membawa perdamaian ke Timur Tengah.
Omar Saif Ghobash, asisten menteri kebudayaan dan diplomasi publik UEA, mengatakan kesepakatan itu dirancang untuk "mengguncang" kebuntuan perdamaian Israel-Palestina.
"Kami tidak berkonsultasi dengan siapa pun, kami tidak memberi tahu siapa pun, dan sebagai negara berdaulat, kami merasa tidak memiliki kewajiban untuk melakukan itu," kata Ghobash.
“Diharapkan tidak semua orang akan ... bertepuk tangan atau berkomentar,” tambahnya.
Uni Eropa mengatakan normalisasi akan menguntungkan Israel dan UEA, tetapi juru bicara kebijakan luar negeri Nabila Massrali menekankan komitmen blok itu untuk solusi dua negara.
"Kami, tentu saja, siap memulai kembali perundingan antara Israel dan Palestina," katanya.