5 Fakta Uang Rp 75.000, Sulit Dipalsukan hingga Dibuat dengan Teknologi Tinggi
Lembaran uang tersebut diterbitkan pada Senin (17/8/2020) untuk memperingati HUT RI ke-75.
Dia bilang, redenominasi akan dilakukan pada saat ekonomi berada dalam kondisi yang stabil, bukan saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
"Ini tidak masuk (redenominasi), ini (redenominasi) tentu ada satu tim lagi.
Ada step-nya, berbeda tujuannya," kata Rosmaya dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan ke-75 Tahun RI secara virtual, Selasa (18/8/2020).
Rosmaya menyatakan, pengeluaran dan pengedaran uang peringatan kemerdekaan merupakan bagian dari pencetakan uang tahun anggaran tahun 2020, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaannya telah dimulai sejak 2018, dengan mendasarkan pada ketentuan dan tata kelola pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.
"Ini betul-betul memperolehnya dengan cara tukar (uang lama ke uang baru).
Dan angka nol kecil itu bukan berarti redenominasi, tidak.
Redenominasi ada tersendiri, Menghilangkan 3 angka, tentu dengan nilai dan tetap. Itu lain lagi ceritanya," jelas Rosmaya.
Onny menambahkan, angka nol yang dicetak kecil bertujuan untuk mempertegas peringatan kemerdekaan ke-75 tahun RI.
"Itu maksudnya ditekankan ke ulang tahun, ulang tahun Indonesia ke 75 tahun.
Kalau redenominasi, sendiri lagi. Begitu, ya," papar Onny.
3. Bukan baju adat China, tapi baju adat Suku Tidung
Masih menyangkut desain, masyarakat beranggapan ada baju adat China di antara 9 orang anak yang mengenakan baju adat di halaman belakang mata uang rupiah khusus.
Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Marlison Hakim mengatakan, seorang anak yang digambar paling tengah dalam pecahan Rp 75.000 bukan menggunakan baju adat China.
Baju tersebut merupakan baju adat Suku Tidung, Kalimantan Utara.