Luar Negeri
Jalur Gaza Berlakukan Jam Malam, Polisi dan Pejuang Hamas Disebar ke Seluruh Sudut Kota
Kelompok Hamas di Jalur Gaza Palestina, Selasa (25/8/2020) memberlakukan jam malam 48 jam. Kebijakan itu menjadi untuk pertama kalinya sejak dimulai
Satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu terpaksa ditutup karena kekurangan bahan bakar.
Membuat sebagian besar warga Gaza hanya mendapat listrik empat jam per hari.
Infrastruktur kesehatan Gaza telah hancur oleh perang dan isolasi selama bertahun-tahun, tidak akan dilengkapi lagi untuk mengatasi wabah besar.
Fasilitas kesehatan Gaza hanya memiliki sekitar 100 ventilator, lebih dari setengahnya telah digunakan.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan sangat prihatin dengan penutupan pembangkit listrik tunggal sejak 18 Agustus 2020.
“Daya listrik yang buruk seperti itu akan berdampak negatif pada kesejahteraan dan keselamatan rakyat Gaza,” kata UNRWA.
“Kami menyerukan kepada semua pihak yang berkepentingan untuk menjaga pasokan listrik yang cukup," kata Matthias Schmale, Direktur UNRWA di Gaza.
Dia beralasan hal itu untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk sipil.
Soboh dari WHO mengatakan bahwa organisasinya berhasil mendatangkan 10 ventilator baru untuk rumah sakit lapangan khusus pasien virus corona di Jalur Gaza.
Dia menambahkan jumlah mesin di rumah sakit menjadi 50 unit.
“Kami bisa menangani ratusan pasien, tapi tidak ribuan, ”katanya.(*)