Berita Aceh Malaysia

Laporan dari Malaysia, Komunitas Aceh Ramaikan Hari Merdeka Hingga Masjid yang Mulai Terbuka

Kehidupan masyarakat pun mulai menuju ke arah normal dan mulai semarak, terutama menjelang peringatan HUT ke-63 Kemerdekaan Malaysia.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
serambi indonesia
Komunitas Aceh Ikut Ramaikan Perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia 

SERAMBINEWS.COM - Pelan tapi pasti, kehidupan rakyat Malaysia berangsur angsur mulai normal kembali.

Kepatuhan dan kesabaran rakyat Malaysia dalam menjalani penerapan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau lockdown terbatas selama hampir 5 bulan atau sementara 18 Maret 2020, mulai berbuah manis.

Malaysia, bersama Vietnam, dan Thailand menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang sukses mengendalikan kasus Covid-19 dengan baik.

Berdasarkan data John Hopkins pada Rabu (26/8/2020) siang, Malaysia mencatat 9.285 kasus jangkitan Covid-19, dengan 8.971 orang telah sembuh dan 125 meninggal dunia.

Malaysia saat ini dihuni oleh 32.519.900 jiwa penduduk dari berbagai ras, terutama Melayu, India, dan Cina.

Sementara Thailand (berpenduduk 69.037.513 jiwa) mencatat 3.403 kasus terkonfirmasi, dengan 3.237 orang telah sembuh dan 58 meninggal dunia.

Vietnam yang dihuni oleh 93.700.000 jiwa, hanya mencatat 1.029 kasus, dengan 592 sembuh dan 28 meninggal dunia.

Sementara Indonesia, negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia (268 juta jiwa), hingga Rabu (26/8/2020) telah mencatat 157.859 kasus Covid-19, dengan 112.867 sembuh dan 6.858 meninggal dunia.  

Kondisi yang semakin membaik ini membuat Pemerintah Malaysia dalam beberapa hari terakhir pelan-pelan mulai melonggarkan kebijakan lockdown terbatas atau Perintah Kawalan Pergerakan (PKP).

Kehidupan masyarakat pun mulai menuju ke arah normal dan mulai semarak, terutama menjelang peringatan HUT ke-63 Kemerdekaan Malaysia pada tanggal 31 Agustus 2020.

Hari Kemerdekaan atau Hari Merdeka, atau Hari Kebangsaan Malaysia diperingati pada setiap tanggal 31 Agustus.

Upacara resmi dan tidak resmi, termasuk berbagai kegiatan dan perayaan dilaksanakan dalam rangka memperingati Deklarasi Kemerdekaan Melayu 31 Agustus 1957.

Mantan PM Malaysia Mahathir: Kesepakatan UEA-Israel Picu Konflik Negara-Negara Islam

Cegah Covid-19, Malaysia Kurangi Aktivitas Keagamaan di Masjid, Termasuk Shalat Jenazah

Warga Aceh Ikut Meramaikan

Sebagai bagian dari penduduk Malaysia, sejumlah warga Melayu keturunan Aceh, penduduk tetap, serta pedagang asal Aceh, ikut meramaikan kegiatan perayaan jelang hari Kemerdekaan Malaysia tahun 2020.

Kegiatan ini berlangsung di Kawasan Rukun Tetangga (KRT) Taman Samudra Utara, Selangor Darul Ehsan, Malaysia, Selasa (25/8/2020) malam.

Pengurus KMAM Jafar Insya Reubee yang dihubungi Serambinews.com, Rabu (26/8/2020), mengatakan kegiatan ini dilaksanakan oleh masyarakat di KRT Taman Samudra Utara.

Menurut Jafar, pimpinan dan pengurus Komunitas Melayu Aceh Malaysia (KMAM) ikut serta meramaikan kegiatan merapikan dan menghias pos pengendali KRT Taman Samudra.

Presiden KMAM, Datuk Mansyur Bin Usman hadir langsung ke lokasi kegiatan bersama sejumlah pengurus KMAM, antara lain, Azuhar Ismail, Marzuki Bin Misri, dan Jafar Insya Reubee.

“Kegiatan ini dirangkai dengan acara makan bersama dan pembagian Bendera Malaysia untuk ditempelkan pada setiap kendaraan yang melintas di Jalan Taman Samudra Utara,” kata Jafar Insya.

Hari Kemerdekaan atau Hari Merdeka, atau Hari Kebangsaan Malaysia diperingati pada setiap tanggal 31 Agustus.

Upacara resmi dan tidak resmi, termasuk berbagai kegiatan dan perayaan dilaksanakan dalam rangka memperingati Deklarasi Kemerdekaan Melayu 31 Agustus 1957.

Malaysia Wajibkan Pakai Masker, Warga tak Pakai Masker Didenda Rp 3,4 Juta

Malaysia Prihatin

“Malaysia Prihatin” dipilih sebagai tema Hari Nasional dan Hari Malaysia tahun ini, dengan logo berbentuk hati dengan warna Jalur Gemilang yang melambangkan kepedulian pemerintah terhadap warga Malaysia dari berbagai ras.

Mendiknas Malaysia, Datuk Saifuddin Abdullah, saat melakukan kunjungan kerja ke Kuching, Sarawak, bulan Juli lalu mengatakan, tema 'Malaysia Prihatin' dipilih karena mengandung dua makna.

Pertama, 'Malaysia' mengandung makna semua warga Malaysia bergandengan tangan untuk memerangi pandemi COVID-19, PNS, swasta, relawan maupun individu.

“Prihatin', sebaliknya, merupakan kepedulian pemerintah dalam mengutamakan kesejahteraan dan kesejahteraan rakyat melalui inisiatif Paket Stimulus Ekonomi Peduli Rakyat (PRIHATIN) yang mencakup aspek ekonomi, kesejahteraan, dan kelangsungan hidup warga Malaysia,” kata Datuk Saifuddin seperti Serambinews.com kutip dari bharian.com.my.

Menurut keterangannya, empat kegiatan utama akan digelar dalam rangka Bulan Nasional tahun ini.

Kegiatan yang dilibatkan adalah Perayaan HUT ke-50 Rukun Negara dari 9 Juli hingga 16 September.

Peluncuran Bulan Nasional dan Kampanye Melambai Jalur Gemilang di Putrajaya (28 Juli).

Perayaan Hari Nasional di Kuala Lumpur (31 Agustus).

Perayaan Hari Malaysia di Sibu, Sarawak (16 September).

Selain itu, berbagai program dan lomba nasional juga diadakan untuk menginspirasi semangat patriotisme dan cinta Tanah Air, serta memberikan peluang partisipasi di semua lapisan masyarakat.

Diantaranya, Info On Wheels Merdeka (IOW Merdeka), Merdeka @Komuniti, Lomba Pidato Nasional, Lomba Puisi Merdeka, Lomba Mendongeng Nasional dan Lomba Fotografi KLIK @Merdeka, yang akan dimulai dari 16 Juli hingga 16 September.

FOTO - Demo Besar di AS, Puluhan Mobil Dibakar, Buntut dari Penembakan Pria Berkulit Hitam

4 September, Pemerintah Aceh akan Gebrak Masker ke Seluruh Daerah

Masjid Dibuka Kembali untuk Warga Asing

Situs berita Malaysiakini.com, Selasa (25/8/2020) memberitakan, Pemerintah Malaysia telah memutuskan bahwa umat Islam yang ingin melaksanakan shalat di masjid tidak perlu lagi membawa sajadah dari rumah.

Selain itu pemerintah juga telah membolehkan warga negara asing untuk shalat berjamaah di masjid.

“Orang asing tidak lagi dilarang berpartisipasi,” kata Menteri Senior (Kelompok Keamanan) Ismail Sabri Yaakob.

Ia mengatakan, hal itu diputuskan dalam rapat khusus para menteri soal pelaksanaan PKP, Selasa kemarin.

"Setelah mendengar seruan Menteri di Departemen Perdana Menteri Dr Zulkifli Mohamad dan atas saran dari Kementerian Kesehatan, pertemuan khusus hari ini setuju untuk tidak mewajibkan penggunaan sajadah di masjid,” kata dia.

Pertemuan itu juga menyepakati untuk mengizinkan warga asing melaksanakan shalat berjamaah di masjid mulai 1 September, katanya saat jumpa pers di Putrajaya, kemarin.

Ismail mengaku mengetahui keluhan orang-orang yang lupa membawa sajadah ke masjid, serta mereka yang dilarang melaksanakan salat di sana.

Saat Perintah Pengendalian Gerakan (PKP) diberlakukan sejak 18 Maret lalu, seluruh rumah ibadah termasuk masjid dan surau ditutup.

Namun, masjid dan surau telah dibuka kembali secara bertahap sejak Juni lalu, namun terbatas hanya untuk warga Malaysia saja.

Beberapa syarat juga diberlakukan seperti membawa sajadah sendiri, jumlah jamaah sesuai kapasitas masjid atau surau serta langkah pengamanan lainnya.

Sementara itu, Ismail mengatakan penggunaan masker masih wajib dilakukan dan jemaah tetap didorong untuk membawa sajadah sendiri.

Jamaah tetap harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan, tambahnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved