Kupi Beungoh
Usul Hak Interpelasi DPRA, Dendam Pilkada belum Padam?
"Ketika Irwandi Yusuf dapat musibah dan harus meninggalkan jabatanya, sesuai konstitusi Nova Iriansyah menjabat sebagai Plt Gubernur ACeh."
Meski uang itu bukan jumlah yang sedikit, namun sampai detik ini tidak pernah sekalipun terdengar suara mereka mempertanyakannnya.
Termasuk juga kinerja Malek Mahmud yang mereka dudukkan sebagai "wali nanggroe" yang setiap tahunnya menghabiskan uang rakyat puluhan miliar rupiah namun tidak memberi manfaat kepada yakyat di Aceh.
Mereka tetap menutup mata, bahkan terus membela, yang terkadang disertai dengan bahasa caci maki dan ancaman ketika ada suara yang mengkritisi sosok dan kinerja "paduka yang mulia" itu.
Berdasarkan fakta tersebut, saya menduga sementara anggota parlemen Aceh itu belum padam perasaan dendam terhadap hasil Pilkada 2017 yang dimenangkan pasangan Irwandi-Nova.
Ketika Irwandi Yusuf sebagai gubernur dapat musibah dan harus meninggalkan jabatanya, maka sesuai konstitusi secara serta merta Nova Iriansyah menjabat sebagai Plt Gubernur Aceh.
Sejauh pengamatan saya, Nova Iriansyah telah dan sedang berusaha dengan sungguh-sungguh dan segenap daya upaya bersama jajarannya melaksanakan program pemerintah Aceh dalam upaya mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat.
Memang belum maksimal pencapaiannya, apalagi seperti halnya di daerah-daerah lain bahkan seluruh dunia sejak beberapa bulan lalu mengalami musibah dahsyat penyakit cirona yang cukup menyita waktu, pikiran dan kerja keras menghadapi dan menanggulanginya.
Berdasarkan fakta ini pula, saya mengharapkan kiranya semua pihak di Aceh, wabil khusus anggota Parlemen Aceh.
Ketika melaksanakan hak dan tanggungjawabnya sebagai representasi rakyat agar dapat menahan diri dan menggunakan perasaan ketika mengarahkan dan mengontrol kinerja pemerintah.
Pilkada 2017 sudah berlalu dengan hasilnya yang jelas. Kendati mungkin juga jagonya belum bernasib baik, diterima dengan jiwa besar dan lapang dada.
Kini, dengan cerdas, vokus dan konsisten bekerja profesional sebagai anggota parlemen, yakni menyusun anggaran (budgeting), membuat aturan (legislasi) dan kontrol anggaran dan kinerja pemerintah.
Insya Allah dengan kebersamaan, keakraban, dan penuh akhuwwah islamiyah antara pihak legislatif dan eksekutif, akan terwujud apa yang disebut dengan kemerdekaan yang hakiki, yakni tenang beribadah, sejahtera dalam kehidupan dan aman dari ketakutan.
Kalau sekiranya di antaranya masih berhasrat dan ingin berkuasa di Aceh, hendaklah bersabar apalagi pilkada 2022 sudah semakin dekat.
Tidak perlu bersikap aneh-aneh, sodok sana sodok sini.
Dari sekarang dengan cerdas, santun dan beradab persiapkan diri, dan dalam waktu bersamaan diharapkan terwujud pilkada halal, aman dan demokratis.