Update corona di Aceh Utara
Stok Alat Uji Swab di RSU Cut Meutia Aceh Utara Menipis, Tinggal 18 Unit Lagi
Untuk diketahui RSU Cut Meutia Aceh Utara sekitar dua bulan yang lalu mendapat bantuan alat Cartridge PCR dari Kementerian Kesehatan RI melalui Dinas
Penulis: Jafaruddin | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON - Stok alat untuk uji swab untuk pasien yang reaktif dan positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berupa berupa cartridge polymerase chain reaction (PCR) di RSU Cut Meutia Aceh Utara sudah mulai menipis dalam beberapa hari terakhir.
Jika stok alat tersebut kosong, akan memperlambat pelayanan bagi pasien Corona.
Untuk diketahui RSU Cut Meutia Aceh Utara sekitar dua bulan yang lalu mendapat bantuan alat Cartridge PCR dari Kementerian Kesehatan RI melalui Dinas Kesehatan Aceh 120 unit.
Dari jumlah itu, 70 unit di antaranya sekitar sebulan yang lalu dikirim ke Dinas Kesehatan Aceh karena stoknya sudah menipis, sehingga tersisa 50.
“Dari 50 unit yang tersisa, sudah kita gunakan untuk memeriksa pasien yang reaktif dan positif Corona 32 buah, sehingga yang ada stok sama kita sekarang 18 buah lagi,” ujar Humas RSU Cut Meutia Aceh Utara, Jalaluddin MKes kepada Serambinews.com, Kamis (10/9).
Jumlah tersebut diperkirakan hanya cukup untuk beberapa hari, jika tidak ada penambahan pasien.
• VIDEO Kapolres Gayo Lues Libatkan 300 Personel Dalam Kampanye Bermasker di Blangkejeren
• Makin Panas, India Kirim Lima Jet Tempur Baru ke Perbatasan China, Siap Serang Musuh?
• Kasus Virus Corona Aceh Barat, Positif Covid-19 Sebanyak 37 Orang dan 4 Orang Meninggal
Sebab kata Jalaluddin, satu pasien dilakukan pemeriksaan uji swab dari dua sampai tiga kali, karena dibutuhkan ketersediaan stok alat tersebut yang memadai di RS.
Apalagi selama ini setiap hari selalu ada pasien rujukan yang reaktif Covid. Apalagi, RSU Cut Meutia menjadi RS rujukan kedua untuk pasien Corona di Aceh.
“Jadi pasien rujukan reaktif Covid selama ini bukan hanya dari Lhokseumawe dan Aceh Utara saja, tapi juga dari kabupaten/kota lainnya di Aceh. Bahkan juga dari luar Aceh yang sempat dirawat di sini,” ujar Jalaluddin.
Menurutnya jumlah pasien yang masuk setiap hari tidak bisa diprediksi.
Dengan adanya alat tersebut, akan memudahkan petugas medis dalam merawat pasien dan memastikan kondisi pasien positif atau tidak.
Begitu juga dengan pasien dan keluarganya juga akan memudahkan mendapatkan kepastian kondisinya.
“Sejak ada alat tersebut, uji swab bisa dilakukan di rumah sakit,” katanya.
Sehingga bisa diketahui dengan cepat hasilnya karena hanya membutuhkan waktu beberapa jam.